BBM Naik, Rakyat Marah, Tetapi Tetap Warrweerr

 

Hello! 

 

Minggu kemarin (5-9 September 2022) kita dikejutkan oleh sesuatu yang menegangkan bagi setiap umat kendaraan bermotor, yakni kenaikan BBM yang sangat tiba-tiba sebanyak 30%. Banyak orang yang melakukan aksi demo akan hal ini, tak terkecuali para rider ride-hailing: Gojek dan Grab beserta para rider startup ride hailing lainnya. 

 

Perusahaan ride hailing memang menjadi "trendy-industry" pada 10 tahun terakhir ini. Bagaimana tidak? Perusahaan ride hailing sangat solutif banget, dari mengurangi angka ketergantungan akan kendaraan pribadi yang berdampak membludaknya  tempat parkir  ̶y̶a̶n̶g̶ ̶m̶o̶t̶o̶r̶-̶m̶o̶t̶o̶r̶n̶y̶a̶ ̶s̶u̶k̶a̶ ̶n̶g̶a̶w̶u̶r̶ ̶m̶b̶u̶h̶ ̶u̶d̶a̶h̶ ̶g̶a̶ ̶g̶e̶n̶a̶h̶ ̶m̶a̶l̶a̶h̶ ̶d̶i̶k̶u̶n̶c̶i̶ ̶s̶t̶a̶n̶g̶ hingga mengatasi angka pengangguran yang turut membludak

 

Nah masalahnya, bagaimana nasib industri ride hailing Gojek dan Grab yang notabene "belum begitu profit" menghadapi situasi demikian? Dimana tidak ada subsidi babarblas untuk para rider/mitra pengemudi alias ya.... mereka kan pakai motor berplat hitam, bukan kuning. Tentu waktu kenaikan BBM ini diumumkan, banyak para rider mogok kerja, tarifnya sama tapi beban operasional naik, ga dulu deh! Sampai akhirnya perusahaan Gojek dan Grab melakukan penyesuaian tarif dan semua dibebankan oleh para customer. Jadi, buat kamu yang Gojek/Grab lover banget, udah kerasa kan kenapa tarifnya naik? Bukan diskonnya yang dikurangin, tapi emang tarifnya beneran naik! 

 

Dari sini, apakah akan terjadinya tren persewaan sepeda di masa depan? Atau apakah ini peluang emas banget untuk para startup industri otomotif listrik untuk naik daun? Mungkin buat kalian yang seorang idea creator, bisa jadi pertimbangan untuk prediksi tren ke depan ini. 

 

--- 

 

Selanjutnya, setelah BBM naik, ada-ada lagi masalah di dunia bisnis; tech winter; situasi dimana masa-masa asdfghjkl untuk industri-industri teknologi karena dampak dari berlangsungnya perang antara Ukraina dan Rusia, ditambah dengan aturan Zero-Covid Policy yang diterapkan oleh Tingkok. Ini menjadi bukti kuat bahwa jika kalian penggiat startup teknologi, bukan lagi "bakar duit"  ̶d̶a̶n̶ ̶e̶n̶g̶g̶a̶k̶ ̶g̶a̶j̶i̶ ̶t̶i̶m̶ ̶d̶e̶n̶g̶a̶n̶ ̶b̶e̶r̶l̶a̶n̶d̶a̶s̶k̶a̶n̶ ̶s̶o̶l̶i̶d̶ . Ini memang ancaman eksternal alias kita ga memiliki power yang sebesar itu untuk mengubah ancaman dunia. Tetapi percayalah, dibalik ancaman pasti ada peluang! 

 

Peluang dari tech winter adalah ini waktu yang pas banget buat kalian menguji produk-produk startup kalian. Apa bener produk kalian emang betulan dibutuhin pasar? Yakin itu customer emang pengin "nyicipin" produk kalian? Bukan karena belas kasihan temen atau diskon-diskon itu kan? 

 

Saranku, jika produk kalian sebenernya ga dibutuh-butuhin banget atau itu cuma asumsi -asumsi liar yang ada di kepala kalian. Saranku nih, mending bubar aja. Join sama industri startup lain yang emang betulan siap dan mau memperbaiki product-market-fitnya daripada menghabiskan waktu untuk startup yang diimajinasi foundernya adalah startup dengan produk yang perfect padahal amburadul. 

 

--- 

 

Meskipun BBM naik dan terjadinya tech winter, tapi FOMO 9.9 Sale tetap terjalin aman. Artinya apa? Konsumen masih konsumtif dan menginginkan belanja setelah 2 tahun ditempa pandemi yang belanjanya kalau ga masker ya handsanitizer. Jadi, kalau startup kalian yang habis kena pandemi terus beralasan "kami off dulu." terus males-malesan buat jalan lagi karena masih ragu, saranku: bubar aja.

Sekian!

0 Komentar

Gocicil Tokopedia
Gopaylater Ads