Kita Harus Mengakui Kelemahan

 


#LifeSimplified Desember

20221221


Newsletter bulan ini adalah membahas mengenai kelemahan kita yang harus kita akui. Betul, ini sifatnya harus! Mengapa demikian? Karena dengan mengakui kelemahan, maka kita dapat tahu bagaimana kita seharusnya menjalani hidup yang penuh awikwok ini. 

Kebanyakan dari kita sering naif, kita mengabaikan dan menyangkal adanya kelemahan dan terlalu fokus pada kekuatan. Bahkan, kita meyakinkan diri bahwa kelemahan kita adalah kekuatan kita. Ini aneh, ngapain kita menyangkal kelemahan?

Kalau kalian pernah belajar tentang ekonomi waktu SMA, pasti tidak asing dengan istilah SWOT, kecuali jika kalian waktu sekolah cuma haha hihi buku ekonomi taruh laci terus pulang dengan isi kepala kosong. 

SWOT disini diartikan Strength, Weakness, Opportunity, and Threat. Ini konsep sederhana namun bagus banget untuk menentukan strategi dalam berbisnis. Nah, bagaimana jika diterapkan pada kehidupan sehari-hari? Apakah perlu?

Bagiku perlu, karena SWOT itu sebenarnya bersifat general. Hanya saja karena hanya diajarkan di mapel ekonomi, jadi disambunginnya ke hal-hal yang berbau ekonomi juga, sekaligus yang nemuin istilah SWOT kebetulan juga dari lingkungan ekonom. 

SWOT jika diterapkan pada kehidupan sehari-hari membuat kita lebih tahu bagaimana kita mengambil keputusan dalam hidup. Ketika kita tahu apa saja kelemahan kita, maka kita tidak perlu terlalu fokus pada kelemahan tersebut, kuatin aja kekuatan kita untuk menghadapi peluang dan ancaman yang ada.

Gini, kebanyakan dari kita itu selalu salah menempatkan kelemahan. Sesuatu yang lemah malah kita perkuat, sedangkan yang menjadi kekuatan kita malah diabaikan. Itulah mengapa kita menjadi seseorang yang general, yang biasa ajah. Efeknya apa? Kita tidak akan bisa bersaing dengan jelas di dunia kerja, kita tidak memiliki spesialisasi tertentu karena yang kita miliki adalah kelemahan yang diperkuat, bukan kekuatan yang sesungguhnya. 

Misalkan (ini misalkan), ketika kita sedang ada di sekolah, kita lemah banget di pelajaran matematika. Tiap ada ulangan, nilainya jelek meskipun masih di atas KKM dikit. Pasti! Nah anehnya, semua pihak pasti akan berkata "kamu kursus matematika aja, atau ambil pelajaran tambahan.", entah itu guru maupun orang tua. Ini aneh banget! Asli anehnya. Ketika kita lemah di matematika, yaudah! Mengapa tidak kita akui saja kelemahan kita di matematika? Kecuali kalau memang kita nilainya terlalu burik sehingga butuh kursus atau kelas tambahan agar setidaknya nilai kita mencapai KKM.

Atau kelemahan kita yang lain, termasuk dalam menyusun cita-cita. Kebanyakan orang itu naif dan sering menutup mata, segalanya terlalu menggantungkan pada keberuntungan. Jadinya? Gagal! Apapun cita-cita kalian yang ingin kalian gapai, ujung-ujungnya kalian akan dipertemukan pada perusahaan outsourcing yang asal masuk dengan gaji UMR aja. Apa itu ingin jadi dokter? Apa itu ingin menjadi penyanyi terkenal? Apa itu ingin menjadi musisi hebat? Bullshit! Cita-cita kalian akan menjadi angan jika kalian tidak mengakui kelemahan.

Katakanlah, kalian bercita-cita ingin menjadi penyanyi hebat yang mendunia, tapi (mohon maaf) fisik kalian tidak termasuk ke dalam seseorang yang menawan. Itu kelemahan! Apakah kalian tetap tidak akan bisa menjadi penyanyi hebat? Bisa, cuma sulit. Bakal suuuulit banget. Ditambah kesulitan tersebut membuat perjalanan karir kalian menjadi lebih lambat.

Katakanlah lagi, kalian bercita-cita ingin menjadi petinju kelas dunia. Bullshit jika kalian yang mengatakan itu masih keturunan Asia. Gen petinju hebat adalah gen dari keturunan ras negroid. Apakah tidak bisa orang Asia menjadi petinju kelas dunia? Bisa! Chris John misalkan. Tapi itu syuuuuuliit!

Pertanyaannya...

Sanggupkah kalian mengatasi kesulitan tersebut? Konsistenkah?

Ketika kalian ingin melawan kelemahan tersebut, sanggupkah menghadapi ancamannya? Bangkrut, rugi, kalah sebelum bersaing, dan sebagainya. Sanggupkah?

Hal yang perlu kalian lakukan adalah "look other side" dari kelemahan kalian. Suara kalian bagus namun (maaf) fisik kalian kurang menawan? Bagaimana jika menjadi penyanyi latar? Atau sekarang ada teknologi canggih yang bernama virtual youtuber seperti Kobo Kanaeru (こぼ・かなえる). 

"aaaahhh tapi kan aku ingin menjadi sosokku yang terkenal! Aku ingin dunia melihatku sebagai penyanyi hebat"

Okey, tapi gimana kalau fisikmu tidak mendukung? Mau kamu ubah? Nah ini yang namanya fokus ke kelemahan! Mengapa tidak fokus saja ke suara emasmu itu? Buatlah makin emas hingga menjadi suara berlian daripada harus pusing kelimpungan memperbaiki fisik.

Sama halnya ketika kalian ingin menjadi petinju Asia yang mendunia. Sanggup melawan dari ras negroid? Tapi jika kalian bisa melihat perspektif yang lain, kalian bisa menjadi petinju, tidak harus menjadi juara dunia, namun cukup menjadi petinju yang terkenal! Apakah bisa? Tentu sangat bisa dibandingkan harus menjadi juara dunia.

--- 

Pada akhir tahun 2022 ini, Newsletter mengenai Life Simplified sengaja membahas mengenai "mengakui kelemahan". Semoga ini menjadi pertimbangan revolusi tahun baru kalian. Mengakui kelemahan itu gakpapa kok! Itu normal. Orang sukses yang memiliki perusahaan gede-gede itu, mereka pasti nerapin ini juga. Apalah kita yang remahan semut ini malah mengagungkan kelemahan, terus mengabaikan kekuatan.

Gimana kita bisa menghadapi peluang dan ancaman jika antara kekuatan dan kelemahan saja tidak jelas?

Selamat tahun baru 2023 semuanya!

2 Komentar

  1. Dengan mengetahui kelemahan justru kita akan mudah untuk berkembang, justru yang bahaya seseorang tidak mengetahui kelemahannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yap betul. Orang kuat tidak akan menjadi kuat jika dia tidak tahu kelemahannya apa.

      Hapus

Gocicil Tokopedia
Gopaylater Ads