Inflasi Mulu! Bisa Gak Sih Negara Kita Gausah Inflasi?!
Pemilu sudah berhasil kita rayakan di tanggal 14 Februari kemarin. Namun, topik mengenai inflasi masih saja diperbincangkan dan menjadi topik terhangat para ekonom untuk terus mengawasi kebijakan pemerintah yang mau terjadi shifting ini.
Seperti yang terjadi pada awal tahun 2023 yang banyak ditakuti oleh banyak orang setelah Pak Jokowi mengumumkan bahwa 2023 akan menjadi tahun yang gelap karena akan memungkinkan negara mengalami resesi. Ingat ya, yang namanya "kemungkinan" itu berarti sesuatu yang belum pasti.
Mungkin, pembaca sudah ada yang tahu apa itu inflasi. Namun, izinkanlah diriku menjelaskan dengan singkat sesuai mood saya menulis untuk menerangkan "apa sih inflasi itu?" kepada pembaca yang memang masih belum mengerti. (bagi yang sudah tau boleh skip, tapi kalau mau baca yaudah boleh)
Intinya, inflasi itu adalah keadaan dimana harga suatu barang atau jasa mengalami kenaikan dari waktu ke waktu. Kenaikan harga barang dan jasa ini disebabkan oleh nilai mata uang yang menurun, atau bisa juga sebaliknya. Kalian bisa membandingkan harga semangkok bakso zaman tahun 2010 beda harganya sama harga semangkok bakso sekarang. Bisa jadi, harga Kiwi Squash Mixue kesukaan saya itu juga harganya udah ga lagi 16ribu kayak sekarang di tahun 2030!
Yah, itupun kalau Mixue masih ada. Lha wong Mixue tu ga genah!
Secara singkat, inflasi dalam bahasa orang awam adalah "kenaikan harga entitas barang". Kenapa ini bisa terjadi? Simple, kebutuhan manusia itu unlimited sedangkan sumber daya itu limited.
Manusia dikasih bumi, malah minta Bulan aka satelit. Dikasih bulan, minta Mars. Dikasih Mars, eh minta Matahari dengan bukti China sekarang bikin matahari. Ente hari ini bisa makan nasi telor, besoknya pengin nasi rendang, besoknya lagi pengin sushi, minggu depan udah pengin yang lebih lagi. Manusia tidak ada puasnya dan memang diciptakan untuk tidak mudah merasa puas.
Itulah kenapa inflasi itu ada. Karena kita harus melayani manusia yang permintaannya tidak terbatas sedangkan sumber dayanya terbatas.
Tetapi, muncul pertanyaan di dalam benak diri kita "kalau gitu, bisa gak sih kita gaperlu inflasi? gimana kalau pemerintah bener-bener ngontrol kebutuhan masyarakatnya biar ga too much dan mengakibatkan inflasi?"
Pertanyaan menarik juga harus dijawab dengan jawaban yang menarik.
Secara sederhana, inflasi bisa kita analogikan sebagai tekanan darah. Ada ketentuan tekanan darah yang baik, yakni 120/80. Kalau lebih dari itu berarti kamu kena "darah tinggi", kurang dari itu maka kena "darah rendah".
Sama halnya dengan inflasi, ada yang "darah tinggi", juga ada yang "darah rendah". Negara apa yang memiliki "darah tinggi"? Kamu bisa liat Venezuela yang inflasinya lebih dari 9.000% bahkan pernah menyentuh 9.500%.
9.500%!! Bayangin tuh separah apa. Misal hari ini harga semangkok bakso 10rb, besoknya di Venezuela nih harga bakso langsung meroket hingga 10juta. Mampus ga tuh buat cewe cewe yang skincarenya ratusan ribu.
Lalu ada ga negara yang punya "darah rendah"? Tentunya ada, yaitu negara Jepang! Negara yang disembah wibu ini punya inflasi yang sangaaat rendah sekali, yakni 0,2%. Kecil? Sangat kecil bahkan.
Kenapa bisa begitu? Menurut para ekonom, Jepang ini dikategorikan sebagai negara dengan kasus ekonomi yang unik. Inflasi yang sangat rendah disebabkan karena masyarakatnya sangat tidak konsumtif, ditambah kasus rendahnya angka kelahiran di Jepang yang bikin negaranya jadi kekurangan tenaga kerja produktif. Alhasil, kalau kalian ke Jepang, barang barang di sana sangat murah bahkan banyak yang banting harga saking lemahnya inflasi mereka. Para penjual bakso berbondong bondong nawarin ke kamu buat beli bakso mereka meskipun mereka rugi, yang penting gueee balik modal!
"Wah, seneng dong kalau semua barang jadi pada murah? Kalau gitu, kenapa kita ga nerapin inflasi 0% aja sekalian biar barang barang murah meriah?" kata anak kos yang langganan indomi
Inflasi 0% memang terlihat "menggiurkan" bagi kamu yang posisinya sebagai konsumen untuk saat ini. Namun, perlu diingat bahwa inflasi 0% berarti menandakan "darah tidak mengalir dengan baik dan kita bisa mati".
Begini, "darah tinggi" itu memang buruk. Tetapi "darah tidak mengalir" itu lebih buruk!
Sebagai seorang ekonom, saya lebih takut inflasi 0% karena artinya sebentar lagi akan terjadi deflasi, alias inflasi negatif. Apa artinya? Tidak ada pergerakan industri sama sekali alias negara kita akan kehilangan "gairah".
Jika sesuai takaran, inflasi itu sebenernya bagus. Harga barang naik itu tandanya justru baik. Jika ada inflasi dengan takaran yang sesuai, maka itu artinya industri bekerja penuh, tidak ada yang nganggur. Banyak orang akan terserap tenaga kerjanya karena mesin produksi bergerak semua.
Para pengusaha seneng karena ekosistem bisnisnya berjalan dan ada harapan bisa menaikkan harga jual. Para karyawan pun demikian, berarti juga ada harapan untuk dapat gaji yang lebih baik alias kenaikan gaji.
Lalu, berapa angka inflasi yang baik?
Kembali lagi ke analogi tekanan darah. Kisaran tekanan darah yang baik tergantung dari berbagai jenis faktor; ada jenis kelamin, usia, berat badan, dan sebagainya. Begitupun dengan inflasi.
Untuk kasus Indonesia, angka inflasi yang baik ada di rentang 2-4% per tahun. Kamu bisa cek ini di Peraturan Menteri Keuangan (PMK). Begitu juga dengan data inflasi di negara kita. Semuanya terbuka kok.
Jika melihat data, kita berhasil menjaga "tekanan darah" ini. Menurut saya, pada segi ini saya sangat mengapresiasi kinerja pemerintah dalam menjaga stabilitas inflasi. Banyak kok yang menjadikan negara kita sebagai contoh keberhasilan dalam pengendalian inflasi. Jadi, kita perlu mengapresiasi hal ini. Apalagi, kita berhasil menurunkan tingkat inflasi yang dari dobel digit di tahun 2000an hingga sekarang ke angka 2-5% dari tahun 2016 hingga sekarang (diluar kasus pandemi Covid). Keren loh!
Jadi, apakah kalau tidak ada inflasi maka baik? Wah kalau saya sih, lebih baik ada kenaikan harga barang selama itu masih sesuai takaran normal. Daripada harus deflasi, maka dampak dominonya bakal lebih besar. Kalian bisa lihat waktu masa pandemi Covid, banyak orang yang menyimpan duitnya dan tidak dibelanjakan. Alhasil apa? Banyak warung yang tutup, kafe-kafe edgy gulung tikar, dan banyak pabrik yang langsung bangkrut. Angka pengangguran meningkat, ketika banyak yang nganggur, maka duit masyarakat kembali menipis, semua orang pada takut belanja alhasil jumlah industri yang gulung tikar akan semakin banyak lagi.
Kalau semua industri tutup, terus siapa yang bayar pajak? Kalau ga ada yang bayar pajak, terus penghasilan negara dari mana? Padahal, pendapatan negara terbesar bersumber dari pajak. Kalau negara pendapatannya gak ada, terus dapet duit darimana buat bayar pegawai negeri? Jadi, jangan dikira PNS juga gak kena dampak kalau negara mengalami deflasi.
Bukankah ini kondisi yang sangat mengerikan?
46 Komentar
Gimana, ya. Menurut saya, yang jadi masalah adalah kenaikan harga di pasaran yang gila-gilaan. Saya rasa akar permasalahannya bukan hanya dari inflasi, kalau ada permainan para cukong, wah ... Tapi ini hanya asumsi sih.
BalasHapusMana ada permainan dari cukong di negeri ini!
HapusMenarik nih analogi inflasi dengan tekanan darah jadi memudahkan awam untuk memahami ap aitu inflasi. Aku setuju dengan kenaikan inflasi yang wajar daripada tidak ada pergerakan ekonomi yang bisa jadi efek domino dan berpengaruh pada perekonomian negara dan masyarakat.
BalasHapusPenjelasan yang sangat menarik membuat para pembaca mengerti inflasi itu seperti apa dengan menganalogikan tekanan darah
BalasHapusBahaya yang ditakuti dari deflasi adalah nilai uang semakin mahal, ujungnya terjadi devaluasi mata uang.
BalasHapusBoleh-boleh aja sih ada inflasi walaupun masih dalam batas wajar.Tapi yang jadi keresahan itu kalau sembako ga ada, dan susah ngedapetinnya. Mau inflasi tapi kok sengsara banget ya jatuhnya?
BalasHapusKak mau nanya, cara agar uang kita gk kena inflasi bisa gk sih? Save money gitu hehe
BalasHapusTergantung keadaan. Lain kali saya bahas topik ini di postingan yang berbeda.
HapusJika keadaannya masih tahap awal membangun karir, satu-satunya cara untuk menghadapi inflasi adalah meningkatkan kemampuan diri kita sendiri dulu. Kemampuan meningkat maka kemungkinan karir juga akan meningkat, karir meningkat maka pendapatan juga meningkat, pendapatan meningkat maka ada uang yang bisa disisihkan untuk investasi ke instrumen yang aman; seperti reksadana, deposito, atau SBN.
Maunya sih gitu tapi inflasi kan tak bisa dielakan. Apalagi momen lebaran, momen besar lainnya.. pasti terjadi inflasi deh.. kebanyakan di sembako yang kenaikannya drastis
BalasHapusHihi... betul mba aku sepakat inflasi kalo dampaknya ga lebih besar dari efek domino deflasi it's better.. yg penting selalu ada jalan keluar dari kenaikan harga barang
BalasHapusIni analogi pakai tekanan darah tinggi sama darah rendah, keren banget nih. coba dulu pas aku nerangin ekonomi bisa ketemu analogi seperti ini.
BalasHapusNgeri juga kalo tiba2 semua harga barang naik, tapi lebih ngeri lagi kalo uang kita ga ada nilainya
BalasHapusTapi sepertinya kenaikan harga saat ini bukan karena inflasi deh kak, banyak faktor yang membuat harga2 terutama bahan baku naik, mulai dari pasokan, distribusi, sampai sosok yang berperan di dalamnya...
BalasHapusIyaapp, permasalahan sosial dan humaniora itu sangat kompleks, inflasi bukan satu-satunya faktor, masih banyak faktor lain. Maka dari itu tingkat normal/wajar inflasi di masing-masing negara itu berbeda-beda juga.
Hapusbaca ini berasa lagi belajar lagi tentang ekonomi waktu kuliah atau bahkan waktu SMA, ngomongin soal inflasi sepertinya itu sudah menjadi fase yang harus dilewati oleh setiap negara dari zaman dahulu dan zaman sekarang, semuanya intinya kan lebih ke keseimbangan ekonomi ya, hanya saja memang ada negara yang mengalaminya sangat parah sampai hancur ada juga yang bisa menanganinya dengan baik, sehingga inflasi yang terjadi justru mendorong ekonomi mereka bangkit
BalasHapusKalo dilihat, tingkat inflasi di kita memang mengkhawatirkan ya. Dan iya, efeknya pasti ke harga barang-barang yang jadi naik. Nilai mata uang pun jadi turun. Tapi setuju juga dengan pendapat temen lain kalo kenaikan harga faktornya banyak, gak hanya inflasi.
BalasHapusTingkat inflasi di negara kita tidaklah mengkhawatirkan. Jika dibandingkan dengan negara lain, negara kita justru masih tingkat aman
HapusPenjelasan yang mudah dipahami. Terima kasih telah menuliskannya dengan gamblang. Semoga inflasi di negara kita senantiasa sehat.
BalasHapusKalau uang di seluruh dunia ditetapkan nilai tukarnya sam terus gimana mas? Atau pake emas semua standar harga. Apakah ekonomi juga berarti stagnan? Saya awam urusan peruangan ini.. Sepertinya semua dalam kendali elit global.
BalasHapusAlasan kenapa uang dibuat tidak standar untuk semua negara karena setiap negara memiliki kebijakan dan keadaannya masing-masing. Lalu kenapa tidak menggunakan dasar emas untuk penentuan harganya? Sebenarnya, asal mula uang dulunya berdasarkan emas. Tetapi, kembali lagi karena kebutuhan manusia yang unlimited bahkan mendekati "keserakahan", maka uang sekarang dicetak sesuai dengan "kebutuhan"
HapusMasalah inflasi ini memang menarik untuk dibahas. Karena saya termasuk penasaran kenapa negara sebesar Argentina yang notabene sangat maju di bidang sepak bola (bahkan juara dunia di edisi 2022), tapi justru masuk daftar negara dengan inflasi tertinggi
BalasHapusCase mengenai Argentina saya masih belum tau sebab pastinya sih, tetapi kemungkinan salah satunya karena bank sentral Argentina mencetak uang terlalu banyak hingga menurunnya nilai mata uang. Saya belum membaca banyak untuk kasus ini
HapusSelalu menarik memang setiap pembahasan perekonomian, ada saja hal baru yang bisa jadi insight. inflasi ini sering sekali ditakutin tetapi ternyata justru kalau deflasi lebih menyeramkan ya.
BalasHapusMungkin bisa dengan pengelolaan zakat, wakaf yang tepat. Kalau gak salah ada negara di Asia Tenggara yang memanfaatkan itu selain mengandalkan pajak
BalasHapusApakah kita menjadi salah satunya?
HapusLho? Jadi deflasi itu malah gak bagus? Saya baru tahu lho. Pas kuliah ekonomi makro, saya kurang minat sih jadi ngantuk
BalasHapusPerumpamam yang menarik. Saya jadi lebih mengerti tentang apa itu inflasi. Memang sih, setiap tahun harga -harga bakal naik, tetapi kenaikan harga itu, saya rasa harus dibarengi juga dengan kemampuan daya beli masyarakat yang cukup. Pemerintah harus segera memperhatikan ini dengan lebih seksama. Jangan asik main bagi bagi kekuasaan aja, eh
BalasHapussaya tidak begitu paham masalah makro ekonomi, tapi dengan adanya inflasi, mau tak mau kita harus bekerja dan berjuang lebih keras dengan meningkatkan kemampuan diri dan "Harga" kerja di pasaran hehehehe....... kalau bisa jangan kitanya yang bekerja untuk uang tapi aset dan uang yang bekerja untuk kita kali yaaaa
BalasHapusMenarik banget ya, pembahasannya. Terkesan nyentil, namun yaa inilah kenyataan yang harus dihadapi oleh seluruh manusia, hehe...
BalasHapusSegala kebutuhan harganya naik, uang 100ribu nguap ga berasa huft
BalasHapusBiar nggak ada inflasi jangan pakek rupiah!! Pakai dinar dirham....kembali ke mode kerjaaan dulu mata uang kita koin yang terbuat dari emas. Yakin tidak ada namanya inflasi karena selalu stabil
BalasHapusTidak semudah itu. Ini akan aku bahas ke topik selanjutnya
HapusInfalsi oh inflasi selalu aja datang dan mempengaruhi kenaikan harga2 terutama bahan2 pokok. pasalnya kalau turun, harga2 gak ikut turun, ngeselin yaa.
BalasHapusOoo jd inflasi 0% mungkin menguntungkan buat kita pembeli, tetapi itu artinya industri2 bisa terancam mati ya huhu. Apa gak ada cara lain yg win2 gtu yaaa #ngarep :D
Hmmm aku juga sering bertanya-tanya sendiri tentang inflasi ini. Terimaksaih sudah menuliskan dengan gamblang. Jadi ngerti dikit-dikit deh. Btw aku salut sih sama Jepang, saking stabilnya, inflasi mereka kecil sekali. Bisa jadi ya karena memang semua sudah serba teratur ya di sana, jadi masyarakatnya juga gak yang ngoyo dan konsumtif
BalasHapusSekarang ini harga serba naik. Pernah beras jadi langka di pasaran dan harganya makin tinggi lagi. Berharap sih harga stabil sebagai masyarakat
BalasHapusInflasi memang tanda kalau negara ini ngga baik baik saja ya mba. Bener bener harus bisa dimulai dari diri sendiri yang ngga boleh konsumtif. Ngeri kondisinya dan pengen lepas dari inflasi berkepanjangan.
BalasHapusSebagai masyarakat kita mah berharapnya inflasi gak akan terus menerus yang akhirnya bkin rakyat susah ditambah harga2 terus naik
BalasHapusIya, kayaknya inflasi da jadi kebiasaan setiap tahun
BalasHapusAku sih pengennya nggak ada inflasi
What an interesting topic to talk! Bagi saya yang masih dangkal pengetahuan ini, saya hanya melihat bahwa setiap tahun harga-harga naik, tapi kenaikan itu juga berkesinambungan dengan kemampuan daya beli masyarakat yang masih cukup. Pokoknya gitu aja! Hahahahaha.
BalasHapuswah penjelasan yang bagus banget nih dan gampang dimengerti. baru tahu juga kalau nggak bagus kalau negara tidak ada inflasi sama sekali. tapi semoga aja sih inflasinya nggak terlalu tinggi sampai bikin kita jadi miskin ya
BalasHapusNgomongin inflasi memang ga ada habisnya, karena memang sudah ada istilahnya, pasti ada kejadiannya. Selain itu untuk mengendalikan inflasi juga butuh kerjasana antara semua pihak.
BalasHapussedih banget harga barang naik sampai merambah ke sayur-mayur, seperti cabai dan sayuran hijau. telur pun begitu. kalau sudah naik harganya, peluangnya kecil untuk turun lagi.
BalasHapusWah Terima kasih mas penjelasannya tentang inflasi. Saya semakin tercerahkan tentang ekonomi Indonesia yang sesungguhnya.
BalasHapusWah baru tahu kalau tingkat inflasi di Indonesia itu cenderung terkendali. Btw tahun ini harga beras naiknya gila-gilaan itu inflasi bukan sih. Kok rasanya kayak bukan. Zaman covit harga minyak yang gila-gilaan. Berharap naiknya itu perlahan gitu lo nggak langsung banyak.
BalasHapusTerima kasih mas tulisannya. Saya jadi insight baru. Doa saya mah mau inflasi gimana pun, semoga selalu dimampukan untuk punya banyak hal.
BalasHapus"inflasi bisa kita analogikan sebagai tekanan darah". Suka sama analoginya kak... btw, opininya menarik. Gak bosen baca tulisannya
BalasHapus