Genjutsu dari iPhone, Kagebunshin no Jutsu dari Xiaomi
Good morning, Fellas!
Akhir-akhir ini, trending topic Google dihebohkan dengan kemunculan iPhone 14 dan iPhone 14 Pro. Selain memang pada dasarnya iPhone memiliki sejumlah fans yang menanti-nanti keluaran produk terbaru, hal ini dikarenakan iPhone juga mengeluarkan sebuah inovasi yang sebenernya itu cuma akal-akalan aja! Khas banget! Dari dulu kalau diamat-amati, iPhone selalu mengeluarkan inovasi yang unik, inovasi yang akal-akalan, inovasi yang "ada-ada aja", dan tidak mau sebagai pengekor inovasi. Yap, Dynamic Island.
Konsep Dynamic Island ini muncul dikarenakan keresahan produsen smartphone di seluruh dunia dalam mengatasi fitur kamera depan. Mungkin kita ga ngerasa dan b aja, tapi bagi kritikus smartphone dan produsen smartphone itu sendiri, kamera depan itu penghalang layar banget. Itulah kenapa produsen smartphone berlomba-lomba meminimalisir size kamera depan. Yang tadinya ada semacam toolbar yang memberikan jarak antara layar dengan sisi paling atas smartphone, kini sangat diminimalisir meskipun tetep aja kamera depan itu menghalangi layar, seperti contohnya pada Vivo Y15 yang layarnya udah penuh nih, tapi tetep dihalangi sama si centolan kamera depan itu kan?
Padahal, Vivo sebelumnya ngeluarin produk Vivo V15 Pro yang memberikan akses layar full. Penuh! Centolan kamera depannya diganti menggunakan model kotak yang nongol dari sisi atas smartphone. Yah, ini sih lumayan ngasih solusi atas permasalahan kamera depan yang menghalangi layar banget, tapi model seperti ini ternyata tidak disukai oleh user karena berbagai resiko, seperti misal kalau kotak-kotaknya itu patah, atau masalah trouble yang bikin kotak-kotaknya gak bisa dikeluarin, dan sebagainya. Akhirnya, yaudah deh Vivo balik lagi naruh kamera di layar.Dibarengi dengan Oppo yang berkali-kali mikir "gimana caranya ya ngilangin kamera depan? Tapi jangan ikut-ikutan Vivo ah mlz bgt". Keluarlah produk OPPO Smart Fin Camera. Tapi sama saja, kasusnya seperti Vivo. Tidak disukai user karena berbagai risiko yang ada. Enggak menarik juga, malah kesannya jadi "Opo to iki mekso banget" (read: apa sih ini maksa banget). Apalagi ini speakernya ikut-ikutan juga ada di Smart Fin Cameranya, jadi ketika kita mau nelfon atau menggunakan speaker atas, harus buka Smart Fin Cameranya dulu, halahhhhh ribeeeettt! Oppo...Oppo!
Karena dari tantangan itulah, iPhone yang ikutan pusing pun akhirnya mengeluarkan statement ke karyawan-karyawannya:
"Ini jujurly gue gak ngerti dah harus gimana ngilangin kamera depan biar ga ngalangin layar. Keknya emang harus di layar gak sih? Selain itu ya kasusnya ntar kayak si Oppo sama Vivo!"
Lalu ada salah satu karyawan nyelutuk iseng "Yaudah, pak. Daripada pusing gimana cara ngilangin, gimana kalau kita manfaatin aja? Kira-kira hal kreatif apa yang bisa kita lakukan pada fitur kamera depan?"
Inilah inovasi "menyamping" ala iPhone!
Dengan kreatifnya, alih-alih ngilangin letak kamera depan, iPhone dengan gaya berpikir lateralnya memanfaatkan posisi kamera depan dengan menambahkan semacam bar yang sangat multifungsi seperti halnya fungsi notification bar yang lumrah di Android, cuma ini lebih fungsional bahkan bisa dikatakan secondary screen seperti fitur Smartphone LG dulu, cuma ini lebih dinamis dan menyatu dengan primary screen menjadikan tampilan lebih asik. Selain itu, user yang harusnya beranggapan fitur Dynamic Island ini justru semakin menghalangi layar, malah beranggapan sebaliknya. Hal ini dikarenakan Dynamic Island bersifat multifungsi dan "asik". Melebar disaat dibutuhkan dan mengecil disaat tidak diperlukan, memberikan kesan lebih canggih. Wajar setelah peluncurannya, fitur Dynamic Island ini langsung ditiru pengembang software Android untuk menciptakan model tiruannya.
---
Berita kedua, seperti biasa Xiaomi sang master kagebunshin no jutsu (bagi yang belum tahu, jurus ini adalah jurus andalan Naruto: Teknik Seribu Bayangan alias jurus kloning/tiruan) mengeluarkan produk terbaru yang menyaingi Samsung Z Fold 4, yakni Xiaomi Mix Fold 2.
Kalau udah ngomongin Kagebunshin, Xiaomi ini pinter banget! Dia benar-benar bisa meniru segala konsep yang diusung Samsung Z Fold 4, malah fitur-fiturnya lebih ciamik Xiaomi dibandingkan Samsung dengan harga yang jauh lebih murah. Samsung Z Fold 4 sendiri dibanderol dengan harga kurleb 24 Juta, sedangkan Xiaomi hanya dibanderol dengan harga kurleb 19 Juta. Yah, bagi sobat mizquin tetap mahal sih, tetapi lumayan menghemat banget loh! Dari 24 juta ke 19 juta, ditambah fiturnya diklaim lebih bagus, ahh sudahlah Xiaomi saja! Apalagi Xiaomi pakai kamera Leica yang notabene diklaim menjadi kamera terkinclong saat ini.
---
Dari iPhone, kita belajar bahwa tidak selamanya inovasi harus berjalan lurus. Terkadang, kita harus menggunakan cara-cara kreatif disaat tiada solusi untuk mengatasi suatu masalah atau solusi tersebut malah membuat masalah baru yang lebih besar. Alih-alih menghilangkan kamera depan dari layar, iPhone justru menjadikannya sebagai fitur yang sangat multifungsi dan dinamis.
Hal ini tentu saja bisa dipraktekin oleh teman-teman penggiat startup, disaat kalian udeh bingung nih menghadapi suatu masalah, ditambah enggak punya modal yang besar untuk mengatasi masalah tersebut, kenapa tidak mencoba dengan berpikir lateral atau "inovasi menyamping" saja?
Contoh berpikir lateral adalah ketika kamu ingin menjadi seorang youtuber, akan tetapi fisikmu (maaf) tidak ideal karena kelebihan berat badan dikarenakan kamu adalah tipikal orang yang makan dikit langsung naik 5 kilo, alih-alih menjadi youtuber musisi, kenapa enggak jadi youtuber makan-makan aja? Kalau misal kamu tetep kekeh pengin jadi musisi, yaudah, makan-makan sambil nyanyi kayaknya malah lebih seru! Daripada kamu harus benar-benar menjaga pola makan, olahraga everyday everytime karena ketika bolos sehari aja langsung bobot naik, yaudah sihh bikin konten makan aja, malah lebih dapet "trust" daripada youtuber badan kurus kering tapi kontennya makan-makan.
Iya kan?
Kedua, meskipun Xiaomi dengan sangat penuh percaya diri niru banget konsep Samsung. Pertanyaannya, apakah Samsung marah? Apakah Samsung menyindir Xiaomi melalui tweet "Idih niru konsep gua aja bangga"?
Nah, kenapa Samsung tidak marah? Ya ngapain harus marah? Justru Samsung malah bangga karena konsepnya ditiru oleh kompetitornya yang itu berarti konsep dari Samsung sudah valid masuk ke dalam product-fit: diterima oleh pasar/konsumen. Sama seperti Dynamic Island iPhone yang ditiru oleh para developer Android, iPhone justru santai dan kayaknya malah tertawa riang! Cara termurah untuk menentukan apakah produkmu sudah fit atau belum adalah dengan melihat kompetitor: apakah meniru konsepmu atau tidak.
Jika tidak? Ya belum tentu produkmu tidak fit, tapi kebanyakan sih kasusnya karena produkmu emang b aja. Udah produk b aja, tapi pede-nya selangit merasa produknya paling sempurna di dunia. Jadi, kalau produknya tidak diakui atau enggak laku, langsung tuh nyalah-nyalahin orang lain: timnya lah, atau penyelenggara inkubator lah, dibandingkan evaluasi diri. Udah gitu kalau ada halangan dikit, entah ujian sekolah, pandemi, skripsian, putus sama ayang, disuruh ortu jadi PNS, langsung "kita off untuk sementara dulu ya.".
Bisnis kok gampang banget switch on/offnya, itu bisnis apa saklar lampu?
Terima kasih dan selamat beraktivitas!
0 Komentar