How Little Things Can Make a Big Difference
Halo!
Pada bulan ini, Newsletter Life Simplified akan membahas mengenai Tipping Point berdasarkan referensi dari buku "The Tipping Point, How Little Things Can Make a Big Difference" oleh Malcolm Gladwell. Pada bukunya, abang Malcolm menyatakan bahwa setidaknya manusia pasti akan mengalami tipping point minimal 25 kali seumur hidup. Artinya, manusia dalam seumur hidupnya minimal mendapatkan 25 kali "kesempatan" untuk dirinya mencapai suatu keberhasilan atau keinginan. Namun sayangnya, banyak sekali orang-orang yang tidak memanfaatkan tipping point ini bahkan tidak tahu kalau itu tipping point. Jadinya? Ya inilah jawaban untuk orang yang bertanya "Kok gw ga berhasil-hasil sih? Kok dia dengan mudahnya berhasil sih?"
Lagian ya, emangnya, apa sih tipping point itu?
===
Tau perusahaan Hush Puppies? Perusahaan sepatu atau bisa kita katakan perusahaan fashion juga yang sangat mendunia itu? Hush Puppies dulunya adalah perusahaan sepatu yang hampir bangkrut dan berlokasi di Manhattan, New York. Tinggal menunggu bom waktu aja. Ini yang ngomong bukan pakar ekonomi, tapi dari direkturnya langsung yang menyatakan kalau mereka (sepertinya & berencana) mau menutup semua cabang gerai dan akan menyisakan gerai kecil aja. Andaikan itu tidak laku juga, yaudah bubar.
Apa yang salah dari Hush Puppies? Gak ada. Hush Puppies mampu mempertahankan kualitas produk yang bagus. Produknya itu sepatu kulit mentah, gak main-main. Cuma bedanya, mereka mengambil unique produk menjual sepatu yang ala-ala vintage atau klasik. Kalau yang lain jualan sepatu kulit yang sudah dimodifikasi dan dicampur-campuri oleh bahan sintetis, Hush Puppies tetap mempertahankan bahan kulit mentahnya yang menjadikan ini ikonik.
Tapi, gak laku! Pembeli gak ada yang minat sama idenya Hush Puppies yang menjadikan mereka pendapatannya menurun drastis.
Nah, pada suatu hari, ada sebuah konser di Manhattan. Konser ini musisinya adalah seorang hipster. Buat yang belum tahu, hipster pada saat itu kayak cowo-cewe tiktokers pada zaman sekarang. Jadi, mereka sekompok orang yang umumnya tinggal di daerah sub-urban dan suka apapun dengan style yang "berbeda". Ya gak jauh-jauh sama anak tiktokers, wibu, kpoper, bengsin impek, dsb. Intinya gitu.
Musisi yang mau tampil itu pas mau manggung sepatunya dicuri. Kayaknya emang ada orang yang klepto kali ya, jadi sepatu yang buat manggung itu ilang. Yah, daripada cuma pake sandal jepit setipis iman, mending beli sepatu aja udah! Kebetulan banget, di depan tempat konser ada outlet Hush Puppies. Jadilah musisi itu ke outlet Hush Puppies, beli, dan sepatunya dipakai waktu manggung.
Bagaimana semenjak itu?
Hush Puppies menjadi terkenal!
Apakah Hush Puppies merencanakan ini? Enggak juga. Udah kayak hoki banget tiba-tiba didatangin musisi, dibeli sepatunya, dipake ketika konser dan diperkenalkan ke penontonnya. Alhasil penjualan membludak. Hush Puppies menjadi terkenal dan besar sampai sekarang.
Bagi Hush Puppies, inilah tipping point. Ketika semua orang membeli produknya, Hush Puppies tetap mempertahankan kualitas produknya dan keunikannya. Mereka juga meningkatkan pelayanannya bahkan customer basenya.
Bagaimana jika kita tidak memanfaatkan tipping point?
Ini kayak kasusnya si Jeje-jeje itu sama si Bonge ketika Citayem Fashion Week menjadi heboh beberapa bulan yang lalu. Citayem Fashion Week itu the big tipping point. Cuma banyak orang yang gak tahu kalau itu tipping point, orang-orang tahunya cuma sekedar hoki. Kalau cuma hoki tapi kamunya tidak memanfaatkan ke-hoki-an tersebut, maka ke-hoki-an itu akan habis dengan sendirinya. Sama seperti tipping point.
Sekarang, kemana si Jeje dan si Bonge?
Andaikan mereka tahu kalau itu tipping point, aku yakin sih mereka bakal jadi "The Godfather" acara fashion anak-anak yang.. (maaf) low budget, bahkan sampai sekarang (yang mungkin) akan melahirkan Fashion Week-Fashion Week di daerah masing-masing. Sayangnya, mereka hanya menikmati ketenarannya pada waktu itu, tidak memikirkan bahwa ketenaran terkait Citayem Fashion Week bisa sirna kapan aja, apalagi setelah diklaim yutuber yang ngeprank aparat.
Ini juga sama kayak ketika kamu dipuji oleh atasan, katakanlah manajermu. Nah, the next tipping point adalah tergantung dari bagaimana caramu merespon. Kalau responmu cuma sekedar ucapan matur nuwun and sugeng ndalu, ya tipping pointmu akan sia-sia. Tapi kalau kamu respon dengan bekerja lebih baik lagi, maka manajermu akan makin percaya. Ketika manajermu makin percaya, maka makin tinggi pula peluangmu untuk sejajar dengan dia. The Next Tipping Pointmu tercipta di sini, hanya berawal dari dipuji atasan, kamu bisa menjadi atasan juga. Ini kalau ukuran kesuksesanmu adalah menjabat posisi struktural yang tinggi di suatu lembaga.
Kalau ukuran kesuksesanmu yang lain, coba deh amati, kira-kira apa ya tipping point yang pernah hadir dalam hidupmu yang (mungkin) telah kamu sia-siakan?
Pada bulan ini, Newsletter Life Simplified akan membahas mengenai Tipping Point berdasarkan referensi dari buku "The Tipping Point, How Little Things Can Make a Big Difference" oleh Malcolm Gladwell. Pada bukunya, abang Malcolm menyatakan bahwa setidaknya manusia pasti akan mengalami tipping point minimal 25 kali seumur hidup. Artinya, manusia dalam seumur hidupnya minimal mendapatkan 25 kali "kesempatan" untuk dirinya mencapai suatu keberhasilan atau keinginan. Namun sayangnya, banyak sekali orang-orang yang tidak memanfaatkan tipping point ini bahkan tidak tahu kalau itu tipping point. Jadinya? Ya inilah jawaban untuk orang yang bertanya "Kok gw ga berhasil-hasil sih? Kok dia dengan mudahnya berhasil sih?"
Lagian ya, emangnya, apa sih tipping point itu?
===
Tau perusahaan Hush Puppies? Perusahaan sepatu atau bisa kita katakan perusahaan fashion juga yang sangat mendunia itu? Hush Puppies dulunya adalah perusahaan sepatu yang hampir bangkrut dan berlokasi di Manhattan, New York. Tinggal menunggu bom waktu aja. Ini yang ngomong bukan pakar ekonomi, tapi dari direkturnya langsung yang menyatakan kalau mereka (sepertinya & berencana) mau menutup semua cabang gerai dan akan menyisakan gerai kecil aja. Andaikan itu tidak laku juga, yaudah bubar.
Apa yang salah dari Hush Puppies? Gak ada. Hush Puppies mampu mempertahankan kualitas produk yang bagus. Produknya itu sepatu kulit mentah, gak main-main. Cuma bedanya, mereka mengambil unique produk menjual sepatu yang ala-ala vintage atau klasik. Kalau yang lain jualan sepatu kulit yang sudah dimodifikasi dan dicampur-campuri oleh bahan sintetis, Hush Puppies tetap mempertahankan bahan kulit mentahnya yang menjadikan ini ikonik.
Tapi, gak laku! Pembeli gak ada yang minat sama idenya Hush Puppies yang menjadikan mereka pendapatannya menurun drastis.
Nah, pada suatu hari, ada sebuah konser di Manhattan. Konser ini musisinya adalah seorang hipster. Buat yang belum tahu, hipster pada saat itu kayak cowo-cewe tiktokers pada zaman sekarang. Jadi, mereka sekompok orang yang umumnya tinggal di daerah sub-urban dan suka apapun dengan style yang "berbeda". Ya gak jauh-jauh sama anak tiktokers, wibu, kpoper, bengsin impek, dsb. Intinya gitu.
Musisi yang mau tampil itu pas mau manggung sepatunya dicuri. Kayaknya emang ada orang yang klepto kali ya, jadi sepatu yang buat manggung itu ilang. Yah, daripada cuma pake sandal jepit setipis iman, mending beli sepatu aja udah! Kebetulan banget, di depan tempat konser ada outlet Hush Puppies. Jadilah musisi itu ke outlet Hush Puppies, beli, dan sepatunya dipakai waktu manggung.
Bagaimana semenjak itu?
Hush Puppies menjadi terkenal!
Apakah Hush Puppies merencanakan ini? Enggak juga. Udah kayak hoki banget tiba-tiba didatangin musisi, dibeli sepatunya, dipake ketika konser dan diperkenalkan ke penontonnya. Alhasil penjualan membludak. Hush Puppies menjadi terkenal dan besar sampai sekarang.
Bagi Hush Puppies, inilah tipping point. Ketika semua orang membeli produknya, Hush Puppies tetap mempertahankan kualitas produknya dan keunikannya. Mereka juga meningkatkan pelayanannya bahkan customer basenya.
Bagaimana jika kita tidak memanfaatkan tipping point?
Ini kayak kasusnya si Jeje-jeje itu sama si Bonge ketika Citayem Fashion Week menjadi heboh beberapa bulan yang lalu. Citayem Fashion Week itu the big tipping point. Cuma banyak orang yang gak tahu kalau itu tipping point, orang-orang tahunya cuma sekedar hoki. Kalau cuma hoki tapi kamunya tidak memanfaatkan ke-hoki-an tersebut, maka ke-hoki-an itu akan habis dengan sendirinya. Sama seperti tipping point.
Sekarang, kemana si Jeje dan si Bonge?
Andaikan mereka tahu kalau itu tipping point, aku yakin sih mereka bakal jadi "The Godfather" acara fashion anak-anak yang.. (maaf) low budget, bahkan sampai sekarang (yang mungkin) akan melahirkan Fashion Week-Fashion Week di daerah masing-masing. Sayangnya, mereka hanya menikmati ketenarannya pada waktu itu, tidak memikirkan bahwa ketenaran terkait Citayem Fashion Week bisa sirna kapan aja, apalagi setelah diklaim yutuber yang ngeprank aparat.
Ini juga sama kayak ketika kamu dipuji oleh atasan, katakanlah manajermu. Nah, the next tipping point adalah tergantung dari bagaimana caramu merespon. Kalau responmu cuma sekedar ucapan matur nuwun and sugeng ndalu, ya tipping pointmu akan sia-sia. Tapi kalau kamu respon dengan bekerja lebih baik lagi, maka manajermu akan makin percaya. Ketika manajermu makin percaya, maka makin tinggi pula peluangmu untuk sejajar dengan dia. The Next Tipping Pointmu tercipta di sini, hanya berawal dari dipuji atasan, kamu bisa menjadi atasan juga. Ini kalau ukuran kesuksesanmu adalah menjabat posisi struktural yang tinggi di suatu lembaga.
Kalau ukuran kesuksesanmu yang lain, coba deh amati, kira-kira apa ya tipping point yang pernah hadir dalam hidupmu yang (mungkin) telah kamu sia-siakan?
31 Komentar
Buat saya yng viral biasanya cepet berlalu. Dan terpenting adalah passion yang harus konsisten dijalani, cmiww
BalasHapusNewsartstory
Ulasannya menarik nih..jadi nginget-inget akutuuu, sadar atau tidak begitu banyak tipping point yang aku lewatkan. Huhuhu
BalasHapusHm, iya ya coba Jeje & Bonge memanfaatkan tipping pointnya saat itu, pasti bakal jadi sesuatu.
Dan aku baru tahu kisah Hush Puppies itu...Keren, dari hampir bangkrut bisa tetap eksis sampai sekarang
Wonderful article. Salut Kak! Kita hidup untuk kerja lebih cerdas ya dan jangan menyia-nyiakannya tipping point. Jangan sampai menyesal gara2 melewatkan topping point.
BalasHapusEvaluasi juga buat aku sih jadi mikir untuk lebih baik lagi ke depannya.
AKu baru tahu kisah riil Hush Puppies ternyata seperti ini. Tipping point memang kayak sekelebat ga disangka-sangka maupun ngeh. Jika sudah terjadi baru deh ooh sepertinya...oh mungkin begitu jalannya. Nerarti jika kesempatan datang, langsung manfaatkan sebaik2nya ya.
BalasHapusinspirasi banget sih ini, aku akan coba terapkan dikehidupanku agar lebih mantap dan semakin besar
BalasHapusTiping point pun setahuku juga tergantung faktor eksternal entah itu baik atau buruk sih. Dan, realitanya ada beberapa orang yang menemukan tipping point dengan faktor eksternal yang mendukung, akhirnya ya bisa sukses. Ada juga seseorang yang menemukan tipping point dengan faktor eksternalnya kurang baik, bisa jadi ia sendiri harus merelakan itu. Alih-alih menunggu kesempatan, akan lebih baik membuat kesempatan itu. :D
BalasHapusSaya jadi merenung setelah membaca artikel ini. Beberapa kali saya merasa seperti berada di titik balik dalam hidup, tapi karena kurang persiapan atau kurang percaya diri, akhirnya kesempatan itu terlewat begitu saja. Buku Malcolm Gladwell ini jadi semacam pengingat buat kita semua untuk lebih peka terhadap tanda-tanda tipping point dan siap mengambil tindakan yang tepat.
BalasHapusAaaaa ... kesempatan itu rupanya bernama tipping point dan tergantung bagaimana juga kita meresponnya ya. Berarti sebenarnya selalu ada kesempatan yang datang namun belum tentu berhasil direspon dengan baik juga sama si indiividu yang menerimanya. By the way soal Hush Puppies, kalau nggak salah pernah difilmkan bukan sih? CMIIW ya.
BalasHapusSepertinya saya sedang berhadapan dengan sebuah tipping point juga, loh (kayaknya sih). Jadi, sedang dekat dengan sesama blogger yang sukses dan berkali-kali kerjasama dengan beliau. Sejak lama saya tahu namanya, pengen belajar cara sukses seperti dia. Tapi, entah kenapa sampai sekarang masih belum berani tanya. hehe. Alasannya mau menjalin hubungan baik dulu, baru tanya2 hal seperti tips dll.
BalasHapusIni mungkin yang membedakan orang sukses dan kurang sukses ya, ada di respon menanggapi tipping point tersebut. Namun, semoga saja saya bisa memanfaatkan setiap kesempatan baik dengan lebih cerdas lagi.
aku pun juga menantikan tipping point dalam hidupku hehe..
BalasHapusgara-gara baca tulisannya, aku baru tahu kalo Hush Puppies produk Amerika, aku kira produk lokal di Indonesia.
Wuih keknya bukunya menarik ya kak. Saya jadi pengen baca juga.
BalasHapusSetelah dipikir-pikir, rasanya memang banyak tipping point yang pernah hadir di dalam hidup setiap orang ya. Dan jika pada akhirnya kita merespon dengan jalan yang berbeda, kadang ada sedikit penyesalan, kenapa gak mengambil kesempatan itu. Tapi di sisi lain sebaiknya kita juga berpikir bahwa apa pun yang sudah diambil, tidak layak disesali jadi harus tetap bersyukur dan bergerak maju saja.
BalasHapuswah aku belajar hal baru tentang tipping point nih. Bener ya mungkin aku pernah nggak menyadari adanya tipping point ini. Jadi aku ngerasa gagal di banyak hal yang udah aku mulai. Harus lebih jeli lagi nih supaya mencapai keberhasilan.
BalasHapusBaru tau istilah tipping point, mungkin ada beberapa sih dalam hidup n ak pass gitu aja
BalasHapusSejak covid kemarin, hidupku kayak di-reset. Harus mulai dari nol lagi dan mulai segalanya dari awal. Apapun proses yang lagi kujalani sekarang, tetap aku nikmatin sambil terus belajar. Susah sih cari tipping point dalam hidup. Karena kita kadang nggak sadar di posisi tsb. Namun apapun titik balik dalam hidup, kita akan berusaha yang terbaik menjalaninya.
BalasHapusBerarti tipping point tidak semua orang bisa dapat ya. Kalau baca contohnya di atas. Atau bisa diupayakan tercipta tipping point?
BalasHapusTidak semua orang bisa dapat kesempatan yang sama, tetapi semua orang pasti dapat kesempatan
HapusKalau saja semua orang menyadari ketika dihampiri oleh tipping point dalam hidupnya, pastinya tidak akan disia-siakan begitu saja berlalu. Tapi, ya, faktanya memang tak semua orang peka dan dapat memanfaatkan momen tersebut
BalasHapusOalaaah kesempatan kayak gitu namanya tuh tipping point ya. Baca artikel ini sambil mikir nih, kesempatan apa yang selama ini sudah saya lewati begitu aja, kayaknya ada deh, dan di waktu itu agak menyesal kenapa nggak saya manfaatkan. Sekarang udah lewat jadi cuma bisa "yaudahlah".
BalasHapusKalau aku ngelihatnya orang-orang yang sukses dalam hidup itu emang ada satu masa pada hidupnya yang mengalami satu lonjakan sehingga kemudian dari loncatan tersebut akhirnya bisa sukses. Aku sendiri kalau aku lihat belum ada sih kayaknya tipping poinnya itu semoga aja nanti bisa juga ada satu titik di mana aku bisa mengalami lonjakan seperti itu dan menggapai banyak mimpiku
BalasHapusKalo sudab vural dan ditunggangi berbagai kepentingan yaa begitulah.. jadi hilang orosinalitas da keunikannya.. sayang banget emang bonge dan jeje itu..
BalasHapusBtw aku juga one of them mereka yg suka pake item fashion dari hush puppies hehe
Kayanya kalau melihat model sepatu Hush Puppies ini lebih ke anak muda yang membangun bisnis startup. Terlihat elegan, namun santai..
BalasHapusGa nyangka ceritanya so dramatically.
Aku jadi tau makna tipping point sekarang.
Dan yakin bahwa setiap orang ada "moment"nya masing-masing. Yang jadi pertanyaan memang 'Kapan tipping point itu datang dan apakah ada pertanda khusus?'
Hihihi.. kadangkala di saat kita belajar dan bekerja terasa berbalapan dengan waktu.
tipping point ini yang mungkin kerap gak terpikirkan buat siapa aja. Padahal kalo bisa dimanfaatin dengan tepat, bisa memperpanjang napas buat terus eksis
BalasHapushal yang paling berharga dalam hidup ini adalah kesempatan. dari artikel ini aku kek mikir gitu ternyata kesempatan itu nggak cuma dua kali, bahkan orang sering bilang 'kesempatan nggak datang dua x' heh, kesempatan itu datang berkali-kali tergantung bagaimana kita berpikir bahwa Allah itu Mahapengasih lagi Mahapenyayang. Thanks artikel inspiratifnya kak...
BalasHapusTiping poin tiap orang berbeda-beda dan tergantung cara meresponnya. Ini saya setuju. Memang sih kalau yang viral itu sebenarnya cepet berlalu kecuali kalau yang mempertahankan kualitas produk kaya Hush Puppies. Ditambah faktor eksternal lainnya, seperti promosi yang tepat
BalasHapusSatu yang menjadi peganganku untuk menjalani hidup dengan tenang adalah setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya..
BalasHapusAku bacanya jadi berpikir kembali sih, bahwa setiap orang nggak dapat kesempatan yang sama, tapi pasti setiap orang dapet kesempatan, entah itu cepat atau lambat.
BalasHapusBuku-buku karya beliau tu emang keren-keren sih, aku juga banyak disadarkan dari tulisan-tulisan beliau.
BalasHapusbahasan yang menarik, penyampaiannya juga ngena di aku. jadi mikir nextnya harus lebih baik lagi apapun itu, termasuk ketika dapat kesempatan tipping point
BalasHapusTernyata menarik juga ya, perjalanan Hush Puppies hingga sampai sekarang. Btw, kalau Bonge konon katanya sampai sekarang masih di dunia catwalk lho ...
BalasHapusIya juga ya kak. Sering banget kejadian begitu. Lagi lesu eh tetiba ada keberuntungan.
BalasHapus