How Little Things Can Make a Big Difference




Halo, November!

Pada bulan ini, Newsletter Life Simplified akan membahas mengenai Tipping Point berdasarkan referensi dari buku "The Tipping Point, How Little Things Can Make a Big Difference" oleh Malcolm Gladwell. Pada bukunya, abang Malcolm menyatakan bahwa setidaknya manusia pasti akan mengalami tipping point minimal 25 kali seumur hidup. Artinya, manusia dalam seumur hidupnya minimal mendapatkan 25 kali "kesempatan" untuk dirinya mencapai suatu keberhasilan atau keinginan. Namun sayangnya, banyak sekali orang-orang yang tidak memanfaatkan tipping point ini bahkan tidak tahu kalau itu tipping point. Jadinya? Ya inilah jawaban untuk orang yang bertanya "Kok gw ga berhasil-hasil sih? Kok dia dengan mudahnya berhasil sih?"

Lagian ya, emangnya, apa sih tipping point itu?

===

Tau perusahaan Hush Puppies? Perusahaan sepatu atau bisa kita katakan perusahaan fashion juga yang sangat mendunia itu? Hush Puppies dulunya adalah perusahaan sepatu yang hampir bangkrut dan berlokasi di Manhattan, New York. Tinggal menunggu bom waktu aja. Ini yang ngomong bukan pakar ekonomi, tapi dari direkturnya langsung yang menyatakan kalau mereka (sepertinya & berencana) mau menutup semua cabang gerai dan akan menyisakan gerai kecil aja. Andaikan itu tidak laku juga, yaudah bubar.

Apa yang salah dari Hush Puppies? Gak ada. Hush Puppies mampu mempertahankan kualitas produk yang bagus. Produknya itu sepatu kulit mentah, gak main-main. Cuma bedanya, mereka mengambil unique produk menjual sepatu yang ala-ala vintage atau klasik. Kalau yang lain jualan sepatu kulit yang sudah dimodifikasi dan dicampur-campuri oleh bahan sintetis, Hush Puppies tetap mempertahankan bahan kulit mentahnya yang menjadikan ini ikonik.

Tapi, gak laku! Pembeli gak ada yang minat sama idenya Hush Puppies yang menjadikan mereka pendapatannya menurun drastis.

Nah, pada suatu hari, ada sebuah konser di Manhattan. Konser ini musisinya adalah seorang hipster. Buat yang belum tahu, hipster pada saat itu kayak cowo-cewe tiktokers pada zaman sekarang. Jadi, mereka sekompok orang yang umumnya tinggal di daerah sub-urban dan suka apapun dengan style yang "berbeda". Ya gak jauh-jauh sama anak tiktokers, wibu, kpoper, bengsin impek, dsb. Intinya gitu.

Musisi yang mau tampil itu pas mau manggung sepatunya dicuri. Kayaknya emang ada orang yang klepto kali ya, jadi sepatu yang buat manggung itu ilang. Yah, daripada cuma pake sandal jepit setipis iman, mending beli sepatu aja udah! Kebetulan banget, di depan tempat konser ada outlet Hush Puppies. Jadilah musisi itu ke outlet Hush Puppies, beli, dan sepatunya dipakai waktu manggung.

Bagaimana semenjak itu?

Hush Puppies menjadi terkenal!

Apakah Hush Puppies merencanakan ini? Enggak juga. Udah kayak hoki banget tiba-tiba didatangin musisi, dibeli sepatunya, dipake ketika konser dan diperkenalkan ke penontonnya. Alhasil penjualan membludak. Hush Puppies menjadi terkenal dan besar sampai sekarang.

Bagi Hush Puppies, inilah tipping point. Ketika semua orang membeli produknya, Hush Puppies tetap mempertahankan kualitas produknya dan keunikannya. Mereka juga meningkatkan pelayanannya bahkan customer basenya.

Bagaimana jika kita tidak memanfaatkan tipping point?

Ini kayak kasusnya si Jeje-jeje itu sama si Bonge ketika Citayem Fashion Week menjadi heboh beberapa bulan yang lalu. Citayem Fashion Week itu the big tipping point. Cuma banyak orang yang gak tahu kalau itu tipping point, orang-orang tahunya cuma sekedar hoki. Kalau cuma hoki tapi kamunya tidak memanfaatkan ke-hoki-an tersebut, maka ke-hoki-an itu akan habis dengan sendirinya. Sama seperti tipping point.

Sekarang, kemana si Jeje dan si Bonge?

Andaikan mereka tahu kalau itu tipping point, aku yakin sih mereka bakal jadi "The Godfather" acara fashion anak-anak yang.. (maaf) low budget, bahkan sampai sekarang (yang mungkin) akan melahirkan Fashion Week-Fashion Week di daerah masing-masing. Sayangnya, mereka hanya menikmati ketenarannya pada waktu itu, tidak memikirkan bahwa ketenaran terkait Citayem Fashion Week bisa sirna kapan aja, apalagi setelah diklaim yutuber yang ngeprank aparat.

Ini juga sama kayak ketika kamu dipuji oleh atasan, katakanlah manajermu. Nah, the next tipping point adalah tergantung dari bagaimana caramu merespon. Kalau responmu cuma sekedar ucapan matur nuwun and sugeng ndalu, ya tipping pointmu akan sia-sia. Tapi kalau kamu respon dengan bekerja lebih baik lagi, maka manajermu akan makin percaya. Ketika manajermu makin percaya, maka makin tinggi pula peluangmu untuk sejajar dengan dia. The Next Tipping Pointmu tercipta di sini, hanya berawal dari dipuji atasan, kamu bisa menjadi atasan juga. Ini kalau ukuran kesuksesanmu adalah menjabat posisi struktural yang tinggi di suatu lembaga.

Kalau ukuran kesuksesanmu yang lain, coba deh amati, kira-kira apa ya tipping point yang pernah hadir dalam hidupmu yang (mungkin) telah kamu sia-siakan?

0 Komentar

Gocicil Tokopedia
Gopaylater Ads