Kalau Enggak Betah Kerja, Ya Keluar! Ngapain Quiet Quitting?
Halo!
Fenomena tentang Quiet Quitting pernah saya ceritain di sini (lebih baik baca dulu jika belum), dimana saya membahas tentang bos-bos yang pada marah karena karyawannya pada Quiet Quitting. Lantas, apakah saya menyetujui tindakan tersebut?
Oh jelas tidak...
Bagi saya, Quiet Quitting adalah "stupidest idea ever"!
Lalu, apakah yang dilakukan bos-bos itu berarti benar? Enggak juga. Entah itu Quiet Quitting maupun 'Quiet Promotion', semuanya tidak dibenarkan. Ngapain melakukan Quiet Quitting sih? Kalau emang gak suka sama lingkungan kerja, yaudah keluar aja!
Gak usah quiet-quietan. Karena apa? Karena ketika kamu kerja, sebenarnya kamu sedang menukar waktumu dengan uang. Waktu itu adalah mata uangmu. Waktu bersifat limited, sedangkan uang unlimited. Tentang ini juga pernah aku bahas di sini.
Ingat, sesuatu yang limited seharusnya memiliki value yang lebih tinggi daripada unlimited. Kalau emang bos-bos itu ngasih kerjaan dan tanggung jawab yang WADIDAWW tanpa bayaran yang sepadan, gak perlu Quiet Quitting. Komunikasikan ke bos kalau tugas itu udah ga masuk akal. Bos ga terima? Yaudah, keluar aja! Jangan jadi pecundang dengan melakukan Quiet Quitting.
"tApi KaN kAlo AqU k3lUAR aQu MaKaN APa d0n9? ReAliztiz LaaHH, orAng Butuh DUiT!"
Benar, jika kamu memang realistis, duit itu jadi kebutuhan. Tapi satu hal lagi yang perlu ditambahi, kamu juga butuh rasa happy. Satu lagi yang perlu diingat, semua orang pada awalnya (seharusnya) memulai dari yang namanya tukar waktu sama uang yang dimana uang lebih berharga daripada waktu.
You cant stop there, dari situ kamu harus pikirin gimana caranya move up agar waktumu lebih berharga daripada uang. Jadinya, semua orang akan menghargai waktumu dengan uang yang sepadan. Duit dapet, happy juga dapet. Ini baru realistis!
Lalu gimana kalau dari awal emang gak happy sama kerjaan? Kembali lagi di awal, keluar aja. Just quit! Gakusah quiet-quietan. Kalau kamu tidak bisa berproses di lingkungan kerja karena kamunya tidak nyaman, gak mau mengeluarkan effort lebih agar waktumu dihargai lebih banyak, atau lingkungan kerja yang kurang cocok, yaudah tinggal keluaaarrrr! Gausah Quiet Quitting karena itu sama saja membunuh reputasimu sendiri.
Ketika kamu melakukan Quiet Quitting, itu berarti kamu adalah orang yang tidak valuable buat perusahaan. Udah fix banget itu! Gausah jadi pecundang yang gigit tangan orang yang kasih dia makan, dan kamu akan kehilangan sesuatu yang sangat penting bagimu untuk seumur hidup: reputasi. Manajer atau rekan di tempatmu bekerja someday bisa aja jadi founder salah satu big company atau punya project gede, terus ketika dia cari partner, dia gak mungkin ngajak kamu yang kerjanya setengah hati dan kayak pecundang.
Lagian ya, Quiet Quitting itu trend yang ada di Amerika. Di sana ada shortage tenaga kerja, alias perusahaan sana butuh buanget orang-orang buat jadi karyawan mereka. Lalu gimana di Indonesia? Bukannya kalian ya yang butuh kerja? Liat ada berapa orang yang profilnya "Open to Work" di LinkedIn? Udah liat belum mahasiswa yang habis haha-hihi dari wisudanya itu langsung install LinkedIn dan bikin CV sambil jalan-jalan ke Jobstreet dan Expo Job Fair?
Jadi, kamu lagi bluffing, tapi di posisi yang kalah.
Aduh sedih..
0 Komentar