Post Ini Untuk Kamu yang Merasa Hanya Remahan Rempeyek
Tahu tentang Butterfly Effect atau Efek Kupu-kupu, gak?
Teori tentang Butterfly Effect dikemukakan oleh bro Edward Norton Lorenz. Jadi intinya dari teori itu ternyata hal-hal yang kesannya sepele tuh ternyata bisa mempengaruhi sesuatu yang gede di kemudian hari lho! Kayak misalnya si abang Edward Lorenz ini dia meneliti kepakan sayap kupu-kupu di hutan Brazil ternyata memiliki pengaruh sama kejadian alam tornado di Texas. Kamsudnya apa sih si abang Edward ini? Kamsudnya itu kepakan sayap kupu-kupu di Brazil sono (iya kepakan sayapnya doangg, bayangin aja kepakan kupu-kupu kan lemes-lemes sendu gitu yak) itu yang bikin tornado di Texas, bray!
Muke gile gak tuh?
Itulah kenapa lalu abang Edward menamai teori ini sebagai Butterfly Effect karena dia tercengang dengan penelitiannya dia sendiri. Ya gimana ga tercengang, sekecil kepakan sayap kupu-kupu aja nyatanya mampu bikin tornado gede di Texas. Jangan-jangan tindakan kita pun (meskipun kecil) juga mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan orang lain di luar sana?
Hmm... menarik!
Kalau dipikir-pikir, jangan-jangan yang bikin C Ronaldo menjadi superstar sepak bola bisa jadi bukan pelatih atau managernya. Jangan-jangan lho, ya. Mungkin kita ngira kebesaran C Ronaldo sewaktu di Manchester United dipengaruhi oleh pelatih-pelatihnya atau managernya, katakanlah Alex Ferguson. Siapa sih yang tidak mengira kebesaran Manchester United adalah sumbangsih dari "orang-orang penting" di balik MU? Yahh, katakanlah Alex Ferguson, C Ronaldo, Rooney, dan pemain-pemain lain. Mereka-mereka ini adalah orang orang besar dibalik kepopuleran MU alias gara-gara mereka MU jadi populer. Siapa yang gak setuju?
Tapi pas aku lihat-lihat, dulu waktu C Ronaldo masih muda-mudanya nih, yang dimana "umur segitu masih lucu-lucunya", dimana C Ronaldo juga masih jadi sosok yang emosiyan. Nah waktu itu, C Ronaldo pas pertandingan kena kartu merah (yang katanya fans Ronaldo harusnya tahu pas pertandingan kapan nih), nah Ronaldo kesel kan tuh "Anjj*** dikartu merah gueeee gimana nii". Akhirnya masuk ke ruangan atlit dan emosi-emosi di sana.
Nah, yang nenangin C Ronaldo adalah ternyata seorang kit-man Manchester United. Iya, kit-man yang kerjaannya kayak nglipet baju pemain, nyiapin sepatu-sepatu pemain, dan sebagainya. Pokoknya orang yang kerjaannya sebagai "pembantu" dari pemain ini ternyata justru yang paling banyak influence C Ronaldo buat sabar, buat nyemangatin, bahkan buat menghibur C Ronaldo. Efeknya apa? Tentunya C Ronaldo menjadi lebih semangat lagi, optimis lagi, dan tumbuh menjadi pria dewasa yang lebih baik.
Bukan Alex Ferguson yang memberikan "sumbangsih" paling ngena buat tumbuh kembang mental C Ronaldo, justru dia hanyalah seorang kit-man bernama Albert Morgan. Dia yang udah kerja bertahun-tahun sebagai kit-man di Manchester United pun menjadi saksi tumbuh kembang mental para pemain-pemain lain untuk tetap semangat dan optimis di pertandingan, bahkan beberapa dari mereka yang menganggap Albert Morgan ini adalah "temen ngobrol" ketika para pemain emang lagi gabut dan pengin ghibah aja.
Disini aku jadi semakin mikir, jangan-jangan kita pun diam-diam bisa menjadi inspirator bagi orang lain. Gak harus menjadi leader untuk bisa nge-lead. Gak harus menjadi CEO dulu buat bisa memimpin orang lain. Tapi, kita bisa nge-lead orang lain by influence. Seperti halnya kepakan kecil kupu-kupu yang sangat syahdu itu, yang kalau kita pikir-pikir pun ga bisa buat ngipasin sate, nyatanya bisa tuh bikin tornado di Texas, malah ternyata bisa nerbangin se-gerobak-gerobaknya sate sekalian!
Albert Morgan pun menjadi bukti bahwa dia bisa influence beyond the tittle. Iya sih, dia cuma kit-man, cuma seorang kit-man loh! Ibaratnya kalau di kantor tuh dia cuma office boy, tapi dari tittlenya yang hanya seorang office boy ini justru dia bisa jadi yang mempengaruhi kesuksesan pemain-pemain MU, terutama C Ronaldo! Bahkan Ferguson pun pasti tahu bahwa dia memiliki seseorang yang "Oke lu boleh jadi cuma seorang kit-man, tapi jangan salah lu juga bisa influence pemain-pemain gua".
Siapa sangka juga justru omongan dan "belaian" dari Albert Morgan ini yang lebih bisa dirasakan dan dipahami oleh C Ronaldo dibandingkan orang lain yang lebih memiliki tittle lebih gede di Manchester United yang bikin doi makin lebih semangat dan optimis dalam mengejar cita-cita; menjadi superstar atlit sepak bola.
Jadi, ketika kita yang katanya tidak memiliki privillege, tidak memiliki tittle yang gede, dan selalu mikir-mikir ketika rebahan atau lagi males-malesan "Ah gue mah apa yang cuma remahan rempeyek doang". Eh, asal kalian tahu ya remahan rempeyek pun yang mempengaruhi angka pengangguran di Indonesia berkurang karena terbukanya lapangan pekerjaan; produsen sapu ijuk. Se-sepele remahan rempeyek aja memiliki pengaruh yang gede dalam pembangunan ekonomi! Jadi, jika kalian menganggap diri kalian adalah remahan rempeyek, kalian tetap berpotensi mempengaruhi perekonomian lingkungan sekitar! Anjaaayy
Teori tentang Butterfly Effect dikemukakan oleh bro Edward Norton Lorenz. Jadi intinya dari teori itu ternyata hal-hal yang kesannya sepele tuh ternyata bisa mempengaruhi sesuatu yang gede di kemudian hari lho! Kayak misalnya si abang Edward Lorenz ini dia meneliti kepakan sayap kupu-kupu di hutan Brazil ternyata memiliki pengaruh sama kejadian alam tornado di Texas. Kamsudnya apa sih si abang Edward ini? Kamsudnya itu kepakan sayap kupu-kupu di Brazil sono (iya kepakan sayapnya doangg, bayangin aja kepakan kupu-kupu kan lemes-lemes sendu gitu yak) itu yang bikin tornado di Texas, bray!
Muke gile gak tuh?
Itulah kenapa lalu abang Edward menamai teori ini sebagai Butterfly Effect karena dia tercengang dengan penelitiannya dia sendiri. Ya gimana ga tercengang, sekecil kepakan sayap kupu-kupu aja nyatanya mampu bikin tornado gede di Texas. Jangan-jangan tindakan kita pun (meskipun kecil) juga mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan orang lain di luar sana?
Hmm... menarik!
Kalau dipikir-pikir, jangan-jangan yang bikin C Ronaldo menjadi superstar sepak bola bisa jadi bukan pelatih atau managernya. Jangan-jangan lho, ya. Mungkin kita ngira kebesaran C Ronaldo sewaktu di Manchester United dipengaruhi oleh pelatih-pelatihnya atau managernya, katakanlah Alex Ferguson. Siapa sih yang tidak mengira kebesaran Manchester United adalah sumbangsih dari "orang-orang penting" di balik MU? Yahh, katakanlah Alex Ferguson, C Ronaldo, Rooney, dan pemain-pemain lain. Mereka-mereka ini adalah orang orang besar dibalik kepopuleran MU alias gara-gara mereka MU jadi populer. Siapa yang gak setuju?
Tapi pas aku lihat-lihat, dulu waktu C Ronaldo masih muda-mudanya nih, yang dimana "umur segitu masih lucu-lucunya", dimana C Ronaldo juga masih jadi sosok yang emosiyan. Nah waktu itu, C Ronaldo pas pertandingan kena kartu merah (yang katanya fans Ronaldo harusnya tahu pas pertandingan kapan nih), nah Ronaldo kesel kan tuh "Anjj*** dikartu merah gueeee gimana nii". Akhirnya masuk ke ruangan atlit dan emosi-emosi di sana.
Nah, yang nenangin C Ronaldo adalah ternyata seorang kit-man Manchester United. Iya, kit-man yang kerjaannya kayak nglipet baju pemain, nyiapin sepatu-sepatu pemain, dan sebagainya. Pokoknya orang yang kerjaannya sebagai "pembantu" dari pemain ini ternyata justru yang paling banyak influence C Ronaldo buat sabar, buat nyemangatin, bahkan buat menghibur C Ronaldo. Efeknya apa? Tentunya C Ronaldo menjadi lebih semangat lagi, optimis lagi, dan tumbuh menjadi pria dewasa yang lebih baik.
Bukan Alex Ferguson yang memberikan "sumbangsih" paling ngena buat tumbuh kembang mental C Ronaldo, justru dia hanyalah seorang kit-man bernama Albert Morgan. Dia yang udah kerja bertahun-tahun sebagai kit-man di Manchester United pun menjadi saksi tumbuh kembang mental para pemain-pemain lain untuk tetap semangat dan optimis di pertandingan, bahkan beberapa dari mereka yang menganggap Albert Morgan ini adalah "temen ngobrol" ketika para pemain emang lagi gabut dan pengin ghibah aja.
Disini aku jadi semakin mikir, jangan-jangan kita pun diam-diam bisa menjadi inspirator bagi orang lain. Gak harus menjadi leader untuk bisa nge-lead. Gak harus menjadi CEO dulu buat bisa memimpin orang lain. Tapi, kita bisa nge-lead orang lain by influence. Seperti halnya kepakan kecil kupu-kupu yang sangat syahdu itu, yang kalau kita pikir-pikir pun ga bisa buat ngipasin sate, nyatanya bisa tuh bikin tornado di Texas, malah ternyata bisa nerbangin se-gerobak-gerobaknya sate sekalian!
Albert Morgan pun menjadi bukti bahwa dia bisa influence beyond the tittle. Iya sih, dia cuma kit-man, cuma seorang kit-man loh! Ibaratnya kalau di kantor tuh dia cuma office boy, tapi dari tittlenya yang hanya seorang office boy ini justru dia bisa jadi yang mempengaruhi kesuksesan pemain-pemain MU, terutama C Ronaldo! Bahkan Ferguson pun pasti tahu bahwa dia memiliki seseorang yang "Oke lu boleh jadi cuma seorang kit-man, tapi jangan salah lu juga bisa influence pemain-pemain gua".
Siapa sangka juga justru omongan dan "belaian" dari Albert Morgan ini yang lebih bisa dirasakan dan dipahami oleh C Ronaldo dibandingkan orang lain yang lebih memiliki tittle lebih gede di Manchester United yang bikin doi makin lebih semangat dan optimis dalam mengejar cita-cita; menjadi superstar atlit sepak bola.
Jadi, ketika kita yang katanya tidak memiliki privillege, tidak memiliki tittle yang gede, dan selalu mikir-mikir ketika rebahan atau lagi males-malesan "Ah gue mah apa yang cuma remahan rempeyek doang". Eh, asal kalian tahu ya remahan rempeyek pun yang mempengaruhi angka pengangguran di Indonesia berkurang karena terbukanya lapangan pekerjaan; produsen sapu ijuk. Se-sepele remahan rempeyek aja memiliki pengaruh yang gede dalam pembangunan ekonomi! Jadi, jika kalian menganggap diri kalian adalah remahan rempeyek, kalian tetap berpotensi mempengaruhi perekonomian lingkungan sekitar! Anjaaayy
"Leadership is not just the tittle. You don't have to be a CEO or a leader to be able to lead others. You still have the opportunity to lead by influence for other people."Mario Andaru
0 Komentar