Sekarang Budak Konten Jadi Makin Gampang Nge-Pinjol

 


Pernah gak kamu iseng nyari namamu sendiri di google? Pernah dong pastinya! Orang yang gampang kepo sama dirinya sendiri pasti pernah melakukan. Jangankan google, wong nyari namanya sendiri di GetContact aja ada!

Jika setelah kamu searching namamu sendiri dan tidak ada hasil terkait dirimu, maka kamu akan jadi lebih susah untuk dapat approve pinjaman dari bank atau pinjol-pinjol.

Sekarang ini, perubahan metode untuk menilai skor kredit seseorang mulai berubah. Apa yang kamu unggah, ketik, melakukan pembayaran di aplikasi tertentu, hal hal tersebut dapat memengaruhi penilaian skor kreditmu. Tercengang? Atau biasa aja?

Baiklah, saya akan jelaskan dengan kemampuan dan tingkat mood menulis saya disini.

Biasanya, bank atau lembaga keuangan dalam menilai skor kredit seseorang itu melalui berbagai macam kriteria, seperti gajimu berapa, riwayat per-utang-anmu gimana, pengeluaranmu berapa, ada sisa berapa uangmu dalam sebulan, dan sebagainya. Namun, ternyata ada banyak manusia di luar sana yang belum dapat akses keuangan secara penuh. Misal seperti mahasiswa, atau fresh graduate yang baru aja haha-hihi wisuda tapi langsung mood swing karena kudu bangun pagi buat cuci piring tiap hari. Mereka kan belum punya record keuangan yang memadai untuk dilakukan credit scoring.

Padahal, pangsa pasar mahasiswa atau fres greduet itu gak main-main lho. Mereka konsumtifnya luar biasa. Kalau mereka tidak konsumtif? Gampang! Suruh kerja terus dimaki-maki kalo salah, pastilah habis itu bakal konsumtif alibi healing. Jadi, sebagai pelaku bisnis yang oportunis, pihak lembaga keuangan tentu saja tidak menyiayiakan hal ini.

Tapi, bagaimana untuk menyaring manusia yang baru memasuki fase pendewasaan ini? Meskipun pangsa pasarnya besar, namun resikonya tak kalah besar. Oleh karena itu, memanfaatkan era Society 5.0, pihak lembaga keuangan memanfaatkan Artificial Intelligence (AI) Generatif. Teknologi yang akhir-akhir ini lagi jadi seleb akan dimanfaatkan untuk mencoba kriteria baru dalam menilai skor kredit calon nasabah perutangan.


Apa yang kamu lakukan di internet = keputusan skor kredit

Seperti yang sudah dijelaskan, ada kriteria baru yang akan menjadi pertimbangan pemberian skor kredit yang memanfaatkan teknologi AI. Teknologi ini akan menilai bagaimana caramu bersosyel media, apakah kamu di sosial media adalah orang yang terkenal ngutang tapi gak dibayar? Selain itu, teknologi ini juga menilai berapa jumlah followers kamu, jenis smartphone yang kamu pake, sampai aplikasi apa saja yang kamu unduh di hpmu.

Ini serius! Kalau hpmu lebih banyak aplikasi yang memberikan manfaat untuk kehidupan karirmu, seperti perencanaan keuangan, aplikasi investasi, atau e-learning akan lebih dipertimbangkan daripada kalau hpmu isinya cuma game atau aplikasi awikwok yang lain, seperti Yandeeeex, HanyaPenggemar, atau sosial media dari rusia. Memang, aplikasi tersebut diciptakan untuk mempermudah manusia saling berinteraksi, tapi saya yakin jika anda menginstallnya, anda pasti punya tujuan yang lain. #IYKWIM

"Peraturan" baru ini memang memiliki kontra diskriminatif, bahkan cenderung melanggar privasi. Namun, di Jerman, itu lebih ekstrim lagi. Mereka bakal menilai berapa jumlah teman di Facebookmu. Padahal teman di Facebook tidak ada korelasinya dengan teman di kehidupan nyata. Bisa jadi di Facebook ribuan, tapi di real life nolep. 

Bahkan ekstrimnya lagi, mereka lebih mempertimbangkan pengguna Iphone daripada Android. Karena yahh, secara stereotip pengguna Iphone kan lebih gacor dompetnya daripada Android, meskipun hal ini sepertinya kurang relevan di Indonesia. Lah di Indonesia, pengguna Iphone gen zed gen zed itu malah pada gak punya duit. Mohon maaf aja, di sini rela miskin demi gengsi. Padahal jelas dengan harganya yang mahal, Iphone di Indonesia tidak ada kamera depannya. Kalau memang ada, kenapa masih banyak orang yang mirror-selfie


Bunga pinjaman yang tinggi

Semakin skor kredit kamu meragukan, maka bunga pinjaman kamu semakin tinggi alias kamu kurang dipercaya lembaga keuangan dalam melakukan pembayaran. Analisa skor kredit by media sosial ini bisa bikin bunga pinjaman jadi 30-36%. Itu tinggi banget!

Shopee Paylater yang gak nyampe segitu aja banyak yang kesusahan buat bayar. Eh tapi, meskipun susah kalo ada flash sale tetep cekout deng padahal ya barangnya useless aja. 

Tapi kabar baiknya, bunga pinjaman ini bisa diturunin kalau kamu bisa ngasih bukti-bukti lain, seperti slip gaji, seberapa taat kamu membayar pajak, hingga bagaimana cara gaya hidupmu dengan membuktikan kalau kamu pasti selalu membayar utang atau tagihan lain tepat waktu. Ini menjadi fair, alias lembaga keuangan pun jadi tidak makin was-was dengan kemampuanmu untuk membayar.


Berbisnis di industri per-utang-an memang bikin deg-degan. Lembaga keuangan pun gak mungkin sembarangan ngasih pinjaman ke orang-orang semacam mahasiswa, fresgreduet, atau orang-orang yang baru merantau ke Jakarta buat konversi jadi daerah-people menjadi city-people. Namun, pangsa pasar ini tidak mungkin disia--siakan. Pangsa pasar genzed yang sangat konsumtif ini bisa dimasuki oleh lembaga keuangan dengan lebih mudah dibandingkan pangsa pasar orang-orang vintage. Oleh karena itu, perlu adanya metode-metode baru untuk membuat kriteria penilaian skor kredit pada pangsa pasar yang baru.

Ini menarik, suatu saat nanti ketika kita sudah menggunakan alat yang selalu tersambung ke internet, maka tidak ada privasi lagi jika kita ingin mengajukan pinjaman. Selalu ada mata yang melihat kita untuk menilai kemampuan kita, yang ini juga dinamakan era trust crysis. Namun, saya rasa ini fair. Mereka tidak ingin memberikan uang ke orang yang salah, pun jika kamu ada di posisi mereka, maka kamu akan melakukan hal yang sama, bukan?

Atau... kamu punya cara lain?

4 Komentar

  1. wah moodnya lagi bagus ya mas, menjelaskannya asik. untuk kalangan ibu-ibu mereka sudah terbiasa dengan pinjaman yang transparan, bahkan brapa besar ciclannya tiap bulan bisa dibayarkan, iya, lewat simpan pinjam PKK. hehehe. melihat beberapa kasus bundir karena pinjol, baiknya generasi muda jangan terlalu bermudah-mudah berhutang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Simpan pinjam PKK sebenarnya solutif banget sih. Karena kita bisa meminjamkan duit setidaknya ke orang yang kita sudah kenal. Kalau orang itu punya track record yang buruk tinggal kick aja dari grup. Hihi
      Anyway, makasih banyak ya Kak Mya sudah mampir ^^

      Hapus
  2. Justru kalau saya sudah merasa takut sendiri. Pas buka internet, takut salah klik dengan berbagai iklan yang tiba tiba muncul. Secara sudah banyak diberitakan bagaimana kesulitannya keluar dari dunia pinjaman online

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pinjaman online itu sangat memudahkan kita untuk sesuatu yang sangat kepepet dan dinilai penting. Contoh kena musibah dan ada tagihan yang harus dibayarkan. Baru nih kemudahan pinjol bisa jadi alternatif. Tetapi kebanyakan malah dipake untuk hal konsumtif dan useless.

      Hapus

Gocicil Tokopedia
Gopaylater Ads