Bagaimana Jika Indonesia Bangkrut?

 

Sumber gambar

Halo semuanya!

Di tengah berita gonjang-ganjing mengenai utang negara yang sangat tinggi, banyak sekali media, tokoh masyarakat, beserta anak-anak sosmed yang menjadi ilmuwan dadakan bermodal nonton Youtube Shorts, mempertanyakan "bagaimana cara membayar utang negara yang gedenya ga ngotaxx gini?". 

Pertama, banyak dikitnya utang negara itu bergantung dengan potensi perekonomiannya, kalau di level negara bisa dilihat dari indikator GDP. Ibaratnya, orang kere yang gayanya edgy dan fashionable biar terlihat orkay ini, mentok limit maksimum paylaternya cuma 3 juta. Mentok 10 juta lah kalau pake Adakami yang iklannya absurd itu. Tetapi kalau orang kaya, mereka utangnya bisa puluhan juta bahkan hingga ratusan. Buat apa? Biasanya buat modal bisnis, bukan buat konsumtif. 

Apa artinya? Artinya suatu entitas berutang itu besar/kecilnya tergantung dari kemampuan si pengutang. Kalau orangnya cuma gaji UMR, limitnya pun menyesuaikan dengan nominal UMRnya, atau bahkan lebih rendah. Namun jika orang itu yang cebok aja bisa pake duit kertas udah berasa tisu toilet, utang puluhan hingga ratusan bisa jadi tergolong kecil. Biasanya tujuan orang kaya berutang selain buat modal bisnis juga buat tax planning. Bayar bunga bank lebih menguntungkan ketimbang bayar pajak! Itu kalau orang kaya. Orang kismin yang beli barang ga penting dengan alasan warnanya lucu pake sopi termin 3x enggak relate dengan ini.

Nah, di level negara pun juga sama. Kalau negaranya memiliki potensi ekonomi yang tinggi, atau pejabat negosiator antar negaranya joss gandos kemampuan lip servicenya, sudah pasti negara tersebut bisa dapat jumlah nominal yang tinggi. Nah, jika kamu menganggap Indonesia memiliki utang yang tinggi, itu berarti memang setinggi itu potensi Indonesia, asalkan utangnya untuk keperluan dan kepentingan negara.

Kedua, utang kita itu belum tentu berasal dari luar negeri. Justru kebanyakan berasal dari dalam negeri alias berutang ke masyarakatnya sendiri. Kalau kamu pernah membeli SBN, itu sama saja kamu memberi utang ke negara. Negara berutang ke kamu. Seneng kan dapet SBN yang tiap bulan rata-rata dapet bunga 5% itu? Asiiiikk! Selamat! Anda telah menjadi pengutang. Kalau kalian teriak-teriak:

"NEGARA INI SUDAH BANYAK UTANGNYAAA!! PEMERENTAH NGAPAEN AJA SEEEHHHH??"

Itu ente berarti sudah ada yang copot sekrupnya dasar orang-orang penikmat 5% per bulan!!

Nah sekarang, saya ingin meluruskan bahwa tidak ada negara yang bangkrut.

Jika suatu negara tidak bisa bayar utangnya, maka disebut sebagai gagal bayar (default), bukan bangkrut (bankrupt).

Mengapa? Karena tidak ada suatu hukum tertinggi yang mengatur hal itu. Enggak ada kuasa hukum maupun lembaga hukum yang bisa menjadi penengah untuk masalah negara yang gak bisa bayar utang. Jadi, utang negara itu berbeda dengan utang individu atau utang korporasi. Jangan disamakan.

Kenapa negara tidak bisa disamakan dengan utang individu maupun korporasi? Karena nilai utang negara itu tidak akan lebih besar dari nilai negara itu sendiri. Coba sekarang saya tanya, bagaimana cara memvaluasi suatu negara? Enggak bisa, banyak indikator dan terlalu absurd juga. 

Kalau misal individu, kita bisa melihat individu itu punya aset apa saja. Berapa duitnya di rekening? Ada berapa sawah yang bisa diambil? Sedangkan negara? Aset di dalam suatu negara itu bukan sepenuhnya milik negara sebenernya, tapi milik rakyat itu sendiri. Sebuah "negara" itu tidak ada bentuk fisiknya, karena sebuah "negara" adalah kesepakatan yang memenuhi syarat-syarat berdirinya suatu negara.

Terus kalau misal suatu negara tidak bisa bayar utangnya gimana? Yasudah diselesaikan secara kekeluargaan. Pemberi utang pun juga harus legowo, ikhlas, harus paham betul bahwa investasi ke sebuah negara itu risikonya sangat tinggi karena tidak ada dasar hukum jika suatu negara tidak bisa bayar utang maka bisa diambil jembatan Suramadu, atau tiba-tiba Karimun Jawa jadi milik negara lain kan absurd banget. Ambil tanah negara itu gak kayak jual beli sawah yang bisa dimediasi oleh dinas pertanahan, kalau menyita tanah negara itu bijimane ceritanya udah masuk penjajahan kuno itu. Jadi, ada kemungkinan uang itu tidak dapat kembali, andaikan ada, pun tidak 100%. Makanya negara yang ngasih utang pasti mengharapkan sesuatu yang lain, misal perjanjian dagang. Bodoamat lah sama utang yang dikasih, yang penting ada kontrak perjanjian dagang selama 50 tahun itu lebih menguntungkan bagi negara pengutang daripada berharap dibayar.


Di atas ada gambaran data (saya dapetnya periode 1998-2005 doang), data itu memperlihatkan recovery rate negara-negara. Misalnya kita bisa melihat negara Russia bagian residents sebesar 55%. Artinya, kreditur cuma dapat pengembalian sebesar 55%. Bahkan lebih parahnya lagi utang Russia periode non-residents yang hanya 38.9%. Alias, kreditur kehilangan duitnya lebih dari 70%..

Jadi, tidak ada tiba-tiba kreditur datang ke Indonesia terus tiba-tiba bilang:

"Shong xing cheng mhong shing xian cheng"

Terjemahannya: "INI JALAN TOL PANTURA BUAT GUE YA ELO NUNGGAK NJIR"

Gakk.. ga ada hal seperti itu. Jika Indonesia tidak bisa bayar, maka negosiasikan lagi, diskusikan lagi, entah tenornya diperpanjang, beri keringanan, atau apapun itu diplomasinya. Kalau memang benar-benar tidak sanggup membayar, ya sudah tidak perlu bayar aja.

"Loh, berarti kalau gitu yaudah utang Indon gausah dibayar aja kalo gitu wkwk mampus lo cina"

Enggak bisa gitu juga Indonesia tiba-tiba tidak membayar utang. Karena tentunya, ada dampak jika Indonesia tidak membayar utang, bisa kehilangan softpower, kurangnya minat investor asing, atau enggak ada "temen"nya semisal suatu saat nanti ada goncangan politik global. Ibaratnya, ketika kamu minjem duit temen terus tiba-tiba niat gak mau bayar, pasti putus silahturahmi kan? Yahh mentok jambak-jambakan lah.

Di level negara pun sama, bahkan lebih kompleks lagi dan bisa merugikan negara itu sendiri untuk berinteraksi dengan negara lain. Jadi begitu ya adick-adick, tidak ada aset negara yang disita karena utang.

"Lah terus, fenomena 'China's Trap' yang menyita pelabuhan Sri Lanka dan negara-negara Afrika itu gimana?"

Berita mengenai 'China's Trap' yakni menyita pelabuhan Sri Lanka itu tidak benar. Bukan begitu ceritanya. Jadi cerita yang benar begini:

Pada suatu hari.. Sri Lanka ngide banget bikin pelabuhan yang diberi nama Pelabuhan Hambantota. Ngebet banget nih kayak ente ngebet banget pas liat di sopi ada barang lucu. Tetapi masalahnya, pemerintah Sri Lanka tidak punya duit sebanyak itu. Akhirnya, pergilah ke China dan berutang sebanyak $1,2 Billions. Rencananya, nanti Sri Lanka nyicil ketika pelabuhan sudah rampung dan menggunakan income dari pelabuhan itu. Loh apa bisa? Bisa atau tidaknya, at least perekonomian di sekitar pelabuhan pasti akan meroket. Pertumbuhan ekonomi akan terbentuk. Gitu mikirnya...

Tapi kenyataannya, pelabuhannya malah sepi, jauh dari prediksi. Mana burik lagi karena ada korupsi di pembangunan pelabuhan. Belum lagi kelanjutan dari pembangunan juga berhenti gitu aja, pemerintah cuma pengin bangun doang, yang mikir operasional pelabuhan gak ada, pada ga minat. Mungkin Sri Lanka perlu pakai pesugihan dulu kali ya biar pelabuhannya rame.

Belum lagi, tidak cuma pelabuhan, Sri Lanka juga melakukan proyek ambisius yang lain. Udah pokoknya bangun-bangun-bangun doang lah, perkara jalaninnya pikir nanti. Padahal, Sri Lanka lagi butuh duit cash buat bayar utangnya yang jatuh tempo. Ini ibaratnya udah dispam call sama kreditur. 

Waduh gimana nih? Nah dari sini Sri Lanka nego ke China untuk menggunakan hak pakai (lease) pelabuhan selama 99 tahun sebesar utang Sri Lanka ke China. Jadi, bisa dikatakan utangnya itu lunas, dituker sama hak pakai pelabuhan selama 99 tahun. Jadi, bukan China yang rebut aset negara, tapi justru China dikasih hak sewa aja. Pelabuhannya tetap milik Sri Lanka.

By the way, China itu memang "terkenal" dengan negonya kepada negara-negara yang berutang untuk dikasih hak sewa pengelolaan aset. Tetapi, masih banyak negara yang berutang ke China. Kenapa? Karena utang ke China itu eaassssyyyyy banget, cuma cukup upload KTP, tidak sampai 5 menit, langsung cair. Ya intinya gitu. Salah satu usaha China adalah menjadi "bankir". Bahkan, usaha China ini melebihi jumlah nominal utang nasabahnya World Bank lho alias negara China itu sudah menjadi bankir terbesar di dunia ini.

Gokil!

Terus, apakah itu berarti kita tidak perlu utang? Ini sudah saya bahas di sini. Kalau tidak mau banyak utang, maka pajak pasti dinaikin. Utang tidak masalah selama utang itu memang beneran untuk pembangunan, bukan buat anu-anu.

Lagian ya, negara kalau mau berutang pasti sudah berunding dengan kepala dingin dan dengan jangka waktu yang tidak sebentar. Belum lagi didampingi oleh ahli ekonom, dan biasanya tidak hanya satu orang. Jadi ancaman aset yang "disita" ini pun pasti sudah dibahas untuk mencapai untung sama untung. Literatur yang saya baca juga bunga utang China di Indonesia itu 3-4% aja, yahh meskipun ini lebih tinggi ketimbang bunga utang dari World Bank yang cuma 2% sih. Kembali lagi, kenapa ambil China adalah China itu easy dan open banget masalah teknologi meskipun ente kudu baca pake bahasa mandarin. 

Jadi, bedain ya utang negara dengan utang pribadi atau korporat. Jangan samain dengan gaya utangmu yang tertarik paylater buat beli hp fleksip dengan bunga 10% itu. 

Adios!

 

 

30 Komentar

  1. Jujur baru kali ini saya membaca tentang utang negara disampaikan dari sisi yang berbeda cara membahasnya. Tapi masuk akal buat saya.

    BalasHapus
  2. Artikelnya unik, menjelaskan bahasan yang rumit dengan bahasa yang mudah dimengerti awam, saya jadi lebih paham tentang rumitnya bahasan utang negara ini

    BalasHapus
  3. Tidak bisa menutup mata sih kalau proyek-proyek pembangunan sering jadi bahan bancakan korupsi, secara udah jadi budaya dan kearifan lokal haha. Semoga saja para pemegang kebijakan di negara ini pada amanah mengelola utang.

    BalasHapus
  4. halo mas mario keren artikelnya, aku akhir akhir ini juga sering ngebahas ekonomi khususnya di indonesia. juga sepet riset rise juga bahwa china memang gila sih dalam hal ekonomi, sampai mau bikin Belt and road. Apalagi yang jadi srilangka ini yang maunya bangun bangun aja tanpa mikir operasional. hmm interested banget nihh

    BalasHapus
  5. Ah..ternyata dengan cara penjelasan begini yg masuk ke otaksaya! Terima kasih ya..cara penjelasannya yg unik tentang utang negara ini, sungguh suatu pencerahan bagi saya!

    BalasHapus
  6. Tercerahkan deh saya setelah baca artikelnya. Keren Kak, cara ngulasnya.
    Waktu ini aku diskusi juga sama suami soal China ini..yes, apapun omongan buruk di luar sana yang jelas mereka itu easy dan open buat alih teknologi. Jadi kita dapat ga cuma duit utangannya tapi juga ilmunya.

    BalasHapus
  7. Skenario terburuk ini sangat mengerikan. Bayangkan inflasi meroket, pengangguran merajalela, dan kesejahteraan masyarakat terancam. Kita harus bertindak sekarang sebelum semuanya terlambat!

    BalasHapus
  8. Wah tulisannya bagus banget, daging semua!! Saya terkesan dengan kalimat "Bayar bunga bank lebih menguntungkan ketimbang bayar pajak!" bener juga!! eh berarti saya orang kayak donk, wkwk.
    Emang, kadang miris sama orang-orang yang menggiring opini yang menyesatkan orang awam, seperti tentang hutang negara. Seperti ibu2 di kampung halaman saya, suka banget nonton hoax, dan menghujat kenapa negara hutangnya banyak banget. Padahal nggak bisa menilai persentase hutangnya saja, tapi harus lihat faktor2 lain. seperti yang dijelasin di tulisan ini.

    BalasHapus
  9. Waduh, tulisannya koq serem banget sih. Saya mah gak kebayang. Kalau orang kaya mungkin bisa kabur ke luar neegri, lha saya?

    Innalillahi...

    BalasHapus
  10. Utang negara itu emang kompleks dan saya sering baca komen atau utasan di X yang rada² gimana gitu (sorry buat pecinta X). Meski utang negara kelihatan besar dari sisi individu, belum tentu bagi negara itu besar. Pasti ada pertimbangan tertentu (cashcfow, arus investasi, hibah, dll) yang g semua warga negara itu ikut mengkalkulasinya. Ya, meski besar utangnya cacatan juga buat pemerintah buat pakainya yang amanah dan nggak di korup²in juga. 😅

    BalasHapus
  11. Penjelasannya keren banget! Permasalahan utang negara yang ribet bisa dijelaskan dengan bahasa 'bayi' yang mudah banget untuk di terima. Terimakasih banyak ya infonya.

    BalasHapus
  12. Saya setuju sekali dengan penjelasan di atas, karena saya kadang suka geleng-geleng kepala juga sama orang yang menyamakan konteks utang negara dengan utang pribadi mereka 😅

    BalasHapus
  13. Renyah nih ide dan tulisannya. Mudah dipahami oleh buibu macam saya. Jadi paham, kalau hutang nwgayman beda hitungannya tidak seperti hutang perseorangan atau perusahaan ya...
    Baik, TRIms nih informasinya

    BalasHapus
  14. Hihi... kalo ga baca full tricky nih kontennya..
    Pov berbeda dalam penyampain hal sensitif utang negara dimana kita di dalamnya..
    Akan selalu ada kontroversi untuk hal ini tergantung bagaimana mengambil sudut pandangnya.. setuju bangat dengan part akhir.. tolong cerahkan pikuran kota kalk utang negara ga sama dengan utang pinjol hihi

    BalasHapus
  15. Cara penyampaian ilmu keuangan (utang-piutang) dengan gaya kekinian. Keren! Kayanya anak-anak gen-Z harusnya bisa masuk dan paham nih kalau baca artikel daging dengan bahasa yang ketje kaya gini

    BalasHapus
  16. Aku adalah orang yang lumayan ketar-ketir kalau baca berita terkait utang negara yang meningkat. Sementara di dalamnya pelaku korupsi masih merajalela. Mikir bayarnya mau pake apa? Tapi ketika baca ini ternyata ada aturannya sendiri dan berbeda dengan utang individu yaa

    BalasHapus
  17. Masyarakat banyak yg sesat paham perkara utang negara ini. Mirisnya, yang paham justru ada yang sengaja membiarkan masyarakat sesat paham.

    Semoga tulisan ini banyak dibaca orang-'orang sehingga bisa mencerahkan dan meluruskan pemahaman.

    BalasHapus
  18. Isinya daging banget dan mudah dipahami ,jd lbh paham dan ringan penyampaiannya. Btw klo zimbabwe itu gmn?

    BalasHapus
  19. Saya menyimak saja bahasan tentang utang dari berbagai sisi, termasuk pro-kontranya. Kalau pun memang imbasnya ke pajak. Ya, pastikan aja jangan sampai banyak dikorupsinya. Karena baik buruknya pengelolaan keuangan negara nanti rakyat juga yang merasakan

    BalasHapus
  20. Tapi kayaknya aku pernah dengar negara apa gitu disebut bangkrut karena inflasinya sampai 90% dan kalau nggak salah kemarin juga Bangladesh kerusuhan karena faktor ekonomi juga ya?

    BalasHapus
  21. Sesuatu ya memang kalo udah bahas utang, apalagi ini tentang utang negara. Utang budi atau duit antar orang aja bisa gontok²an apalagi ini dalam lingkup negara

    BalasHapus
  22. Utang negara yang gagal bayar, gak ujug-ujug ambil pulau yaaaa. Tapi meskipun yang ngasih terpaksa ikhlas kalau sampai itu terjadi, aku sebagai rakyat belum kepikiran bakal gimana. Mau nyumbang juga mikir wong ekonomi lagi anjlok gini. Semoga kita tetap kuat jadi Warga +62

    BalasHapus
  23. Menarik banget nih tulisannya. Semenarik promo sopi yang sering muncul di hape saya hahaha. Tapi bagus sih Kak pemaparannya. Bagi saya yang kadang udah males duluan denger cerita utang piutang antar negara ini, kadang dapat analogi seperti ini jadi lebih masuk ke otak. Setidaknya sedikit tercerahkan.

    BalasHapus
  24. Negara gagal bayar! Hehehe.... jadi teringat orang-orang yang ngajuin pinjeman onlen tapi disertai niat untuk gagal bayar. Semoga pemerinta nggak gitu, sih.

    BalasHapus
  25. Dahlah, masyarakat kayak kita ini cuma bisa geleng-geleng kepala. Ya kita doakan penguasa selanjutnya bisa mengatasinya.

    BalasHapus
  26. Baca judulnya bikin ketar-ketir dan untungnya dijabarkan dengan sangat menarik materi seberat ini. Sebagai masyarakat yuk kita doakan saja yang terbaik untuk bangsa ini semoga kedepannya semakin baik lagi dan lagi...Amiinn...

    BalasHapus
  27. Kalau mau jujur kebayang paniknya misal utang2 negara kita gk bsa di cicil lagi duh berdoanya smoga bisa terus kbayar dan gk smpai dinyatakan gagal bayar ngeri ah

    BalasHapus
  28. penjelasannya detail nih, jadi seberapa pun utangnya akan tetap ada cara negosiasi bagaimana cara penyelesainnya kelak ya, meskipun waktunya jadi makin lama nantinya.

    BalasHapus
  29. Analisis dan penjelasannya keren sekali.
    Aku juga yakin kok.. kalau Indonesia adalah negosiator yang baik sehingga hutangnya ada di beberapa negara. Dan lagi-lagi.. kerjasama antar negara ini pastinya bukan hanya sekedar "Lo pinjemin, gua kasih" tapi lebih ke kredibilitas dan dampak bagi debitur ketika Indonesia gagal membayar.

    Semoga aja negara ini masih seluas ini dan seindah ini hingga 1000 tahun ke depan.

    BalasHapus
  30. Halo bang, penjelasannya keren bang. Semoga negara kita bisa banyak belajar dari masa ke masa, jadi hutang semakin menurun dan perekonomian bisa lebih kaya lagi.

    BalasHapus

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia
Gopaylater Ads